Berita

Duta Besar China untuk Prancis, Lu Shaye/Net

Dunia

Hubungan Memanas, Prancis Panggil Dubes China Dan Tuntut Permintaan Maaf

SELASA, 23 MARET 2021 | 12:15 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kementerian Luar Negeri Prancis memanggil Duta Besar China Lu Shaye setelah kedutaan mengecam peneliti dari lembaga think tank Foundation for Strategic Research (FRS), Antoine Bondaz.

Perselisihan dimulai ketika Kedutaan Besar China di Paris mengecam rencana kunjungan anggota parlemen Prancis ke Taiwan karena dianggap melanggar kebijakan "Satu China".

Kemudian Bondaz berkomentar bahwa senator bebas untuk bertemu dengan siapa pun yang mereka inginkan dan tidak ada yang bisa mendikte apa yang pejabat terpilih bisa atau tidak bisa lakukan.


Pada Jumat (19/3), Kedutaan Besar China di Paris memanggil Bondaz dan menyebutnya sebagai penjahat, hyena gila, preman, dan memiliki ideologi troll karena memiliki keyakinan anti-China.

"Ada orang yang ingin melihat diplomasi China menjadi 'seperti anak domba', tak tergoyahkan dalam menghadapi serangan. Periode itu baik dan benar-benar berakhir," cuit kedutaan.

Menanggapi hal tersebut, Bondaz mengatakan siap untuk berdebat publik dengan diplomat China.

"Betapa senang dan terhormatnya diberi label sebagai 'bajingan kecil' oleh kedutaan China karena mengungkap disinformasi dan strategi pengaruh mereka di Prancis. Menghina peneliti daripada berdebat dengan mereka adalah tanda kelemahan. Saya bersedia untuk debat publik dengan diplomat China," ujar Bondaz.

Dimuat Sputni, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian turun tangan dengan mengumumkan pamanggilan Lu karena kata-katanya yang tidak dapat diterima terhadap seorang peneliti.

"Saya meminta agar duta besar China dipanggil untuk mengingatkannya dengan tegas tentang pesan-pesan ini," ujar Le Drian.

Kementerian Prancis untuk Eropa dan Urusan Luar Negeri juga meminta Kedutaan Besar China di Prancis untuk mematuhi aturan dasar yang tertuang dalam Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik terkait dengan fungsi kedutaan asing, terutama yang berkaitan dengan komunikasi publiknya.

"Penghinaan terhadap peneliti independen dan kontroversi dengan pejabat terpilih Prancis tidak dapat diterima dan tidak memiliki tempat dalam hubungan yang ditugaskan oleh Kedutaan Besar China untuk membantu mengembangkan antara Prancis dan China," ujar kementerian.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya