Berita

Presiden Vladimir Putin/Net

Dunia

Vaksin Buatan Negaranya Didiskreditkan, Putin Tetap Santai Karena Makin Banyak Negara Yang Minat Pada Sputnik V

SELASA, 23 MARET 2021 | 07:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Rusia Vladimir Putin menepis kritik yang dilancarkan Eropa terhadap vaksin virus corona buatan negaranya, Sputnik V.

Berbicara pada pertemuan dengan pejabat kesehatan yang disiarkan langsung di televisi, pemimpin Rusia itu menggambarkan pernyataan baru-baru ini di Eropa yang seolah 'menyepelekan' vaksin buatan Rusia itu sebagai sesuatu yang 'aneh'.

"Kami tidak memaksakan apa pun kepada siapa pun. Ini menimbulkan pertanyaan: Kepentingan siapa yang dibela dan diwakili oleh orang-orang ini? Kepentingan beberapa perusahaan farmasi atau kepentingan warga negara Eropa?" ujarnya, seperti dikutip dari AFP, Senin (22/3).


Dalam kesempatan yang sama, Laki-laki berusia 68 tahun itu juga mengatakan bahwa ia sendiri akan mendapat suntikan vaksin Sputnik V pada Selasa (23/3) waktu setempat.

"Vaksinasi tentu saja pilihan sukarela setiap orang. Ngomong-ngomong, saya berniat melakukannya sendiri besok," ujarnya. .

Pada Minggu (21/3) Komisaris Pasar Internal Uni Eropa, Thierry Breton mengatakan Eropa 'sama sekali tidak membutuhkan Sputnik V', yang memicu tanggapan keras dari Moskow.

"Meskipun vaksin kami sengaja didiskreditkan, semakin banyak negara yang menunjukkan minat padanya," kata Putin .

Menteri Kesehatan Mikhail Murashko mengatakan selama pertemuan bahwa para ahli dari European Medicines Agency akan melakukan perjalanan ke Rusia pada 10 April untuk meninjau uji klinis yang dilakukan pada vaksin tersebut.

EMA yang berbasis di Amsterdam bulan ini meluncurkan tinjauan bergulir terhadap Sputnik V, sebuah langkah kunci agar disetujui sebagai suntikan virus corona non-Barat pertama yang digunakan di seluruh blok 27 negara.

Lebih dari empat juta orang Rusia telah menerima dua dosis vaksin, dan lebih dari enam juta orang menerima satu dosis, kata Putin pada hari Senin.

Banyak orang di Rusia yang skeptis tentang vaksinasi, dengan jajak pendapat awal bulan ini menunjukkan kurang dari sepertiga bersedia melakukan suntikan, dan hampir dua pertiga mengatakan mereka percaya bahwa virus corona adalah senjata biologis buatan manusia.

Pada hari Senin, Rusia telah mendaftarkan lebih dari 4,4 juta kasus virus corona dan lebih dari 95.000 kematian.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya