Kementerian Kesehatan Palestina mulai melakukan inokulasi Covid-19 di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada Minggu (21/3) waktu setempat. Suntikan dosis pertama itu dilakukan dengan menggunakan vaksin virus corona yang diterima dari inisiatif COVAX PBB.
Sebanyak 61.400 dosis vaksin Pfizer/BioNTech dan AstraZeneca telah disampaikan kepada Otoritas Palestina lewat inisiatif yang dimotori oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu pada Rabu (17/3), sedangkan 21.300 lainnya dikirim ke Jalur Gaza yang diblokade, yang dikuasai Hamas.
Di Tepi Barat, Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan vaksin akan diberikan kepada pekerja medis dan orang tua.
“Kami di sini untuk memulai upaya vaksinasi preventif bagi masyarakat kami terhadap virus corona,†katanya, seperti dikutip dari
AFP, Senin (22/3).
Di sebuah klinik Kota Gaza, lima pekerja WHO dan lima pekerja medis lokal menjadi yang pertama diinokulasi dengan dosis donasi COVAX tersebut.
“Kami sangat bangga berada di sini hari ini bersama rekan-rekan kami yang terhormat†untuk mempromosikan kedatangan pertama vaksin melalui COVAX," kata Sacha Bootsma, kepala kantor WHO di Gaza, yang menerima suntikan vaksin pertama pada acara tersebut.
Dia menambahkan bahwa pengiriman kedua 57.600 vaksin AstraZeneca diharapkan akan dikirim ke Gaza pada akhir April mendatang.
Beberapa negara Eropa telah menyuarakan keprihatinan keamanan tentang vaksin AstraZeneca. Tetapi negara-negara besar, termasuk Prancis, Italia, dan Jerman, telah mulai menggunakan vaksin itu lagi, dan otoritas Palestina telah menyetujui penggunaannya.
Bootsma mencatat bahwa kedua vaksin "telah divalidasi oleh WHO secara global melalui proses yang sangat panjang dan ketat".
Jalur Gaza telah melihat setidaknya 58.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi sejak Agustus dan 582 kematian. Tepi Barat telah melaporkan hampir 163.000 kasus Covid-19 dan 1.824 kematian.
Dalam beberapa pekan terakhir, otoritas Hamas yang mengatur wilayah itu telah melonggarkan hampir semua pembatasan virus corona, meskipun ada peringatan dari pejabat kesehatan.
Bootsma mengkritik tindakan itu.
“Pandemi Covid-19 belum berakhir. Kita semua masih berisiko tertular, apalagi sekarang pemerintah telah melonggarkan semua pembatasan, â€katanya.
Bahkan dengan datangnya vaksin, wilayah Palestina tertinggal jauh dari Israel, yang telah memvaksinasi sekitar 80 persen dari populasi orang dewasa. Kesenjangan tersebut telah menarik perhatian pada ketimpangan dalam distribusi global vaksin antara negara kaya dan negara miskin.
Pejabat PBB dan kelompok hak asasi manusia mengatakan Israel adalah kekuatan pendudukan dengan tanggung jawab untuk memvaksinasi penduduk Palestina. Israel menolak, mereka mengatakan bahwa di bawah kesepakatan perdamaian sementara, tidak ada tanggung jawab seperti itu.
Namun dalam beberapa pekan terakhir, Israel telah menginokulasi lebih dari 100.000 pekerja Palestina di Tepi Barat yang memiliki izin untuk bekerja di dalam Israel dan permukiman Tepi Barat.