Berita

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun/Net

Politik

Rakyat Butuh Beras, Tapi Disuguhi Aspal Dan Cor-coran

MINGGU, 21 MARET 2021 | 13:48 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Presiden Joko Widodo terlalu fokus terhadap pembangunan infrastruktur hingga lupa mewujudkan ketahanan pangan bagi rakyatnya. Setidaknya, Jokowi telah gagal dalam mengelola beras di negeri ini.

Begitu kata analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menanggapi rencana pemerintah impor 1 juta ton beras.

Dia menilai Presiden Jokowi telah gagal dalam mengelola beras karena manajemen tata kelola beras berbasis petani Indonesia tidak berjalan.


"Bagaimana bisa terjadi stok beras yang layak konsumsi hanya tinggal 500.000 ton? Lalu dengan mudahnya impor 1 juta ton. Petani bisa menjerit jika panen padi mereka harganya jatuh karena pasar dibanjiri beras impor," ujar Ubedilah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (21/3).

Menurut Ubedilah, rezim Jokowi memang salah fokus dan salah tata kelola keuangan. Di mana lebih besar pasak daripada tiang. Sementara pemasangan pasang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

"Rezim ini lebih fokus mengerjakan infrastruktur daripada mengutamakan kebutuhan rakyatnya yang paling mendasar yaitu pangan, pendidikan, dan kesehatan," ujarnya.

Ubedilah menduga kegemaran pemerintah membangun infrastruktur itu didasari alasan bahwa pembangunan infrastruktur akan menguntungkan elite karena langsung dikerjakan dari uang APBN dan langsung dapat keuntungannya.

“Soal jalan tol dipakai atau tidak itu urusan nanti yang penting proyek jalan dan elit politik bersama pebisnis infrastruktur dapet untung duluan. Ini watak jahat rezim ini," sambung Ubedilah.

Selain itu, masih kata Ubedilah, besarnya jumlah impor beras juga menunjukkan kegagalan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan. Termasuk juga sebagai tanda-tanda kegagalan proyek lumbung pangan yang dikomandoi oleh Prabowo Subianto.

"Jika boleh menggunakan narasi satir yang keras mungkin bisa muncul kalimat ini, 'rakyat perlu beras tetapi disuguhi aspal dan cor-coran'. Kasian rakyat hanya dijadikan obyek bukan subyek dalam pemerintahan ini," pungkas Ubedilah.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya