Berita

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir/Net

Dunia

Menlu Arab Saudi Ungkap Fakta Peran Iran Di Balik Serangan Drone Dan Rudal Terhadap Kerajaan

SABTU, 20 MARET 2021 | 08:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, memastikan bahwa serangan terhadap Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir memiliki keterkaitan dengan Iran, karena dilakukan dengan menggunakan senjata buatan atau yang dipasok oleh negara itu.

Hal itu dikatakan Al-Jubeir dalam wawancara terbarunya bersama media Saudi, Arab News yang disiarkan Jumat (19/3) waktu setempat.

"Semua rudal dan drone yang masuk ke Saudi adalah buatan Iran atau dipasok oleh Iran," katanya, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Sabtu (20/3).


"Beberapa dari mereka, seperti yang telah kami katakan, datang dari utara; beberapa datang dari laut," katanya, mengacu pada serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco.

Houthi yang didukung Iran terus meluncurkan drone bermuatan bom dan rudal balistik ke Arab Saudi hampir setiap hari.

Dan terlepas dari kecaman AS atas serangan itu, pemerintahan Biden terus maju dengan mencabut penunjukan teroris dari kelompok Yaman beberapa hari setelah Presiden Joe Biden menjabat.

Washington dan kelompok bantuan lainnya mengklaim bahwa penunjukan itu akan mempersulit bantuan kemanusiaan mengalir ke seluruh negeri. Menurut pejabat AS dan PBB, Yaman adalah rumah bagi salah satu bencana kemanusiaan terbesar di dunia.

Selain itu, Biden juga mencabut daftar Pemimpin Yaman dan dua pejabat senior lainnya dalam Daftar Teroris Global yang Ditunjuk Khusus (SDGT).

Tapi Al-Jubeir mengatakan penunjukan teroris tidak dan tidak akan menghentikan bantuan ke negara itu.

Dia mengatakan Arab Saudi membuat ini "sangat jelas" kepada sekutu Eropa dan Amerika, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pejabat Saudi itu melanjutkan dengan memberikan contoh negara yang menjadi rumah bagi organisasi teroris, seperti Hizbullah Lebanon, Taliban Afghanistan, ISIS di Suriah dan Al-Shabab di Somalia. "Ini tidak menghentikan bantuan untuk sampai ke negara-negara tersebut," katanya.

"Houthi adalah masalahnya," tegas Al-Jubeir, dengan mengatakan mereka mencuri bantuan asing dan menjualnya untuk "membiayai mesin perang mereka."

Al-Jubeir menambahkan: "Mereka melantik anak laki-laki - 9, 10, 11 tahun - dan menempatkan mereka di medan perang, yang bertentangan dengan hukum internasional dan pelanggaran berat hak asasi manusia."

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya