Berita

Massa dalam aksi protes di Myanmar/Net

Dunia

Salah Satu Jurnalisnya Hilang Saat Meliput Di Myanmar, BBC Suarakan Keprihatinan

SABTU, 20 MARET 2021 | 06:54 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Outlet media BBC melaporkan bahwa salah satu jurnalis mereka 'hilang' setelah dibawa pergi oleh pria tak dikenal pada Jumat (19/3) waktu setempat.

Wartawan yang diidentifikasi sebagai Aung Thura itu adalah jurnalis asal Burma dari BBC berbahasa Myanmar. Di akun Twitter resminya, BBC telah menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas keselamatannya.

"Kami sangat prihatin dengan Reporter Burma BBC News kami, Aung Thura, yang dibawa pergi oleh orang tak dikenal," kata tim pers BBC, seperti dikutip dari Al-Arabiya, Jumat (19/3).


Dikatakan bahwa dia menghilang sekitar tengah hari di ibu kota Myanmar, Naypyidaw. Dia dilaporkan ditahan oleh orang-orang yang tampaknya adalah aparat keamanan berpakaian preman di luar pengadilan.

VOA
melaporkan, para jurnalis diketahui berada di tempat tersebut untuk meliput proses hukum terhadap Win Htein, seorang pejabat senior yang ditahan dari Liga Nasional untuk Demokrasi.

BBC mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan segala yang mereka bisa untuk menemukannya.

"Kami meminta pihak berwenang untuk membantu menemukannya dan memastikan bahwa dia aman," kata mereka.

Selain BBC, Outlet media lokal Mizzima juga mengatakan bahwa salah satu reporter mereka, Than Htike Aung, 'ditangkap' bersama dengan Aung Thura.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta 1 Februari yang membuat pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dicopot dari kekuasaan dan ditahan. Kudeta tersebut memicu pemberontakan massal yang telah membuat pihak berwenang mengerahkan kekuatan yang semakin mematikan untuk memadamkan perbedaan pendapat.

Junta juga menyasar korps pers negara itu, mencabut izin lima layanan penyiaran lokal independen, menyerbu ruang redaksi, dan menangkap jurnalis yang bekerja untuk meliput berita.

Sejak kudeta, lebih dari 30 jurnalis telah ditangkap, dengan setidaknya 18 orang masih ditahan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik - sebuah kelompok pemantau lokal yang melacak penangkapan dan kematian.

Di antara yang ditahan adalah Thein Zaw, jurnalis foto Associated Press. Thein Zaw ditangkap saat meliput protes di Yangon, kota terbesar di negara itu.

Dia ditangkap dengan tuduhan menyebabkan ketakutan, menyebarkan berita palsu atau membuat marah pegawai pemerintah secara langsung atau tidak langsung.

 Junta bahkan telah mengubah undang-undang terkait setelah kudeta, meningkatkan hukuman maksimum dari dua tahun penjara menjadi tiga tahun.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya