Berita

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi/Net

Politik

Mendag Lutfi: Impor Beras Bagian Dari Strategi Agar Tidak Diatur Spekulan Berniat Buruk

KAMIS, 18 MARET 2021 | 10:36 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Pemerintah tidak berniat sedikitpun menjatuhkan harga beras petani. Sebaliknya pemerintah tetap menjamin harga beras dan gabah kering petani tidak turun dan tetap stabil.

Begitu tegas Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menanggapi polemik mengenai rencana pemerintah mengimpor beras satu juta ton pada tahun ini. Lutfi menekankan bahwa impor justru dilakukan untuk menjaga harga kestabilan pangan di tanah air.  

"Tidak ada niat pemerintah untuk menurunkan harga petani terutama saat sedang panen raya. Sebagai contoh, harga gabah kering petani itu tidak diturunkan," ujarnya kepada wartawan, Kamis (18/3).

Lutfi mengurai bahwa pemerintah merasa perlu dalam menjaga menjaga kestabilan stok dan harga pangan, yang berpotensi dipermainkan oleh spekulan. Pemerintah, sambungnya, sama sekali tak berniat menjatuhkan harga beras petani, terutama saat petani sedang panen raya tiba.

"Kalau harga gabah kering itu diturunkan oleh Bulog, nah itu bagian dari pada penghancuran harga beras petani," ungkap Lutfi.

Impor beras merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mengendalikan harga pangan dan memastikan stok tercukupi. Mengenai harga beras, pemerintah ingin agar tetap terjangkau oleh rakyat, sekalipun pandemi Covid-19 masih terjadi.

Kelangkaan beras tidak boleh terjadi di masa pandemi. Sebab kelangkaan itu bisa memicu harga beras menjadi tak terkendali dan membahayakan perekonomian.

Bahkan bisa mempengaruhi daya beli masyarakat. Apalagi jika para spekulan mencoba “bermain” untuk mengambil keuntungan pada saat pandemi.

"Ini adalah strategi pemerintah untuk memastikan, kita tidak bisa dipojokkan atau diatur oleh pedagang. Terutama para spekulan-spekulan yang berniat tidak baik dalam hal ini," kata Lutfi.

Nantinya, beras impor tidak akan langsung begitu saja digelontorkan ke pasar. Sebaliknya, beras akan disimpai untuk menambah cadangan atau iron stock.

"Jadi tidak dijual serta-merta ketika panen, keputusan kapan iron stock itu mesti keluar harus dimusyawarahkan bersama-sama (antar pemangku kebijakan)," ucap Lutfi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya