Berita

Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie/Repro

Nusantara

Berkaca Dari Kasus Sekte Hari Kiamat Di Jepang, Habibie Center: Kekerasan Tidak Ditujukan Satu Agama Tertentu

RABU, 17 MARET 2021 | 12:29 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Sebuah hasil kajian The Habibie Center bekerjasama dengan sejumlah Universitas tekemuka di Jepang mengenai "Pandemi, Demokrasi dan Ektrimisme Berkekerasan" dirilis.

Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie menjabarkan, dari hasil kajian tersebut pihaknya menemukan kelompok ekstrimis tidak bisa diidentikan hanya pada satu agama.

Sebagai contoh, Ilham akbar Habibie menyebutkan perspektif yang ada di Indonesia terhadap agama Islam yang kerap kali diidentikan sebagai kelompok ekstrimis atau teroris.

"Dari hasil kajian ini kita bisa melihat bahwa kekerasan itu tidak ditujukan satu agama tertentu, tapi satu hal umum yang bisa terjadi di mana dan kepada siapapun saja," ujar Ilham Akbar Habibie dalam keterangn tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (17/3).

Putra sulung Presiden ketiga BJ Habibie ini mengatakan, kelompok ekstrimis yang meneror kedaulatan bangsa dan negara juga bisa terjadi disatu negara demokratis yang menolak aksi kekerasan seperti Jepang.

Ilham Akbar Habibie menyebutkan, dari hasil kajiannya bersama University of Tokyo, Rissho University, Ritsumeikan University dan Atomi University, terdapat kelompok agama di Jepang yang masuk kategori kelompok ekstrimis.

"Di Jepang itu kita pernah lihat gejala-gejala adanya sektarian yang bernama Aum Shinrikyo yang sekarang kalau tidak salah namanya Aleph dan itu melakukan serangan gas di bawah tanah di metropolitan Tokyo," terangnya.

Sekte Aum Shinrikyo berawal pada tahun 1980-an, sebagai kelompok spritual dengan perpaduan ajaran Hindu, Budha, dan belakangan menambahkan elemen hari penghakiman Kristen.

Sekte yang didirikan Shoko Asahara yang juga dikenal dengan Chizuo Matsumoto, mendapat status sebagai organisasi keagamaan di Jepang pada tahun 1989 dan menarik pengikut yang cukup besar di beberapa tempat di dunia.

Pada masa puncaknya, Asahara memiliki ribuan pengikut global. Perlahan-lahan kelompok ini menjadi ketakutan sendiri dengan hari kiamat, dan yakin dunia akan berakhir dalam perang global sementara mereka yang tergabung di dalamnya akan selamat.

Menurut Ilham akbar Habibie, belum lama ini sekte Aum Shinrikyo yang sekarang dikenal sebagai Aleph melakukan serangan yang hampir serupa dengan yang terjadi di tahun 1995. Yakni ingin melakukan serangan gas saraf dibeberap stasiun kereta bawah tanah di Jepang.

"Bisa kita katakan negara demokratis dan sangat berdamai, Jepang, itu pun hal seperti kekerasan atas nama agama bisa saja terjadi. Padahal, Jepang itu adalah salah satu negara yang di dalam konstitusinya tahun 1947 telah menolak sikap agresif," ucapnya.

Maka dari itu, Ilham Akbar Habibie mengajak semua pihak untuk lebh mengerti terkait hubungan kekerasan di wilayah tertentu dan kaitannya dengan agama.

Terlebih lagi, The Habibie Center juga melihat kecendrungan adanya kelompok ekstrimis dibanyak negara termasuk Indonesia yang masih bergerak merekrut dan meakuka aksi-aksi di masa pandemi Covid-19 sekarang ini.

"Rupanaya salah satu hasil dari studi ini di Indoensia atau di wilayah tempat adanya pandemi Covid-19 ini tidak merupakan satu momentum kekuataan ekstrimis yang mau menggunakan kekerasan lewat agama itu berhenti atau mungkin merenung untuk mengutamakan recovery dari Covid-19 ini, tidak," ucapnya.

"Mereka tetap bergerak dan kita tetap harus waspada. Dalam hal ini saya ingin menyerukan kita harus bersama-sama kuat, kerjasama regional internasional agar supaya apa yang diinginkan kita semua dan apa yang ditekankan konstitusi Jepang itu adalah suatu perdamaian internasional tanpa ada kekerasan bisa kita capai," demikian Ilham Akbar Habibie.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya