Berita

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Direktur Mossad, Yossi Cohen/Net

Dunia

Bos Mossad Yossi Cohen Bantah Punya Kedekatan Politik Dengan PM Netanyahu

SENIN, 15 MARET 2021 | 10:15 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Direktur Mossad, Yossi Cohen menepis tudingan telah berkoalisi secara pribadi dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu demi mendapatkan promosi.

Lewat pernyataan yang dirilis kantornya pada Minggu (14/3), Cohen menegaskan tidak memiliki hubungan dengan Netanyahu ataupun partainya, Likud. Ia pun menyatakan kesetiaannya untuk Israel.

"Belum ada dan tidak akan ada hubungan politik antara ketua Mossad dan perdana menteri atau Likud, dan semua tindakannya dilakukan semata-mata untuk menjaga keamanan negara dan rakyat Israel, tidak peduli siapapun perdana menterinya," begitu pernyataan yang dikutip Sputnik itu.

Spekulasi bahwa Cohen memiliki hubungan istimewa dengan perdana menteri berawal dari wawancara Netanyah pada Sabtu (13/3) yang menyebut akan memastikan Cohen diikutsertakan membentuk pemerintahan berikutnya. Itu lantaran Cohen akan pensiun dari Mossad pada Juni tahun ini.

Kemudian seorang pengusaha yang diduga telah menyuap Netanyahu menuding Cohen sudah berjanji setia secara pribadi kepada Netanyahu pada 2013 dengan imbalan promosi besar.

"Tidak ada hal seperti itu yang terjadi. Memilih Yossi Cohen adalah keputusan yang sepenuhnya bersih dan tepat," ujar Netanyahu menyanggah tuduhan tersebut.

Namun badan pengawas anti-korupsi, Gerakan untuk Pemerintah Berkualitas di Israel menuntut Cohen untuk memberikan klarifikasi terkait tuduhan tersebut.

Cohen dipilih untuk jabatan kepala Dewan Keamanan Nasional pada 2013, dan pada 2015 dipilih menjadi direktur Mossad.

Pengamat media Israel menggambarkan Cohen sebagai "prajurit bayangan" Netanyahu, salah satu orang kepercayaan terdekatnya, dan mungkin orang yang menggantikannya sebagai kepala Partai Likud.

Pada 2020, penasihat senior Menteri Pertahanan dan pemimpin Biru Putih Benny Gantz mengatakan bahwa Cohen memiliki kombinasi yang tepat antara "pesona dan kekejaman" untuk menggantikan Netanyahu.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya