Berita

Duta Besar China untuk PBB di Jenewa, Chen Xu/Net

Dunia

China: Banyak Masalah HAM Di Dunia, Termasuk Di Negara-negara Barat

SABTU, 13 MARET 2021 | 13:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah negara bergabung dalam sebuah pernyataan yang disampaikan di Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Mereka mengatakan, negara-negara maju harus memeriksa masalah hak asasi manusia yang ada di dalam negeri mereka sendiri, dan mempertimbangkan peran historis mereka dalam melakukan ketidakadilan, sebelum menunjuk hal itu ke negara-negara lain.

Tanpa menyebutkan targetnya, pernyataan itu mengkritik negara-negara yang berfokus pada mengambil tindakan sepihak terhadap negara lain, alih-alih berupaya membantu mengatasi masalah seperti kemiskinan global atau dampak pandemi virus corona di seluruh dunia.


Penandatangan kesepakatan dilakukan 20 negara, termasuk China, Rusia, Venezuela, dan Kuba.

Dalam penyampaiannya, Duta Besar China untuk PBB di Jenewa, Chen Xu, menghimbau negara-negara maju untuk mengatasi diskriminasi rasial, kebrutalan polisi, penganiayaan pengungsi dan ketidaksetaraan di dalam perbatasan mereka sendiri.

Dia juga mengatakan bahwa negara-negera tersebut harus mengambil tindakan terhadap Covid-19 termasuk memastikan distribusi vaksin yang adil, membantu mengatasi kelaparan dan kemiskinan di seluruh dunia, serta berhenti membunuh warga sipil yang tidak bersalah dalam operasi militer di luar negeri.

Selain itu, dalam pernyataanya, Chen juga meminta agar negara maju merenungkan peran historis mereka yang menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan melalui penjajahan dan invasi.

"Ada banyak masalah hak asasi manusia di seluruh dunia, termasuk di negara-negara Barat, dari serangkaian pelanggaran hak asasi manusia," kata Chen, seperti dikutip dari CGTN, Sabtu (13/2).

“Tapi rupanya, mereka ingin sekali menyerang dan mencoreng orang lain dan mencampuri urusan internal orang lain, menggunakan hak asasi manusia sebagai instrumen, dan untuk melayani motif politik mereka sementara mereka dengan sengaja, suka atau tidak, menutup mata pada diri mereka sendiri, dan catatan hak asasi manusia sekutu mereka," ujarnya.

Negara lain yang mencantumkan nama mereka pada dokumen tersebut adalah Belarus, Mesir, Burundi, Republik Rakyat Demokratik Korea, Iran, Laos, Nikaragua, Suriah, Kamboja, Sudan Selatan, Sri Lanka, Zimbabwe, Arab Saudi, Bolivia, Filipina dan Yaman.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya