Berita

Perdana Menteri sementara Lebanon, Hassan Diab/Net

Dunia

Krisis Lebanon, PM Hassan Diab Ancam Politisi Hentikan Kisruh Dan Segera Bentuk Kabinet Baru

MINGGU, 07 MARET 2021 | 12:19 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Lebanon jatuh ke dalam krisis terdalam. Ketika ekonomi dalam kondisi kritis, pertikaian politik masih terus terjadi, membuat Perdana Menteri sementara, Hassan Diab kewalahan.

Diab mendesak para politisi untuk mengesampingkan berbagai perbedaan dan segera membentuk pemerintahan baru agar Lebanon dapat menarik bantuan dari luar negeri.

Diab dan kabinetnya sebenarnya telah mengundurkan diri setelah ledakan dahsyat di Beirut pada 4 Agustus lalu. Namun perdana menteri baru yang ditunjuk Saad al-Hariri gagal membentuk kabinet baru karena kebuntuan politik dengan Presiden Michel Aoun.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Sabtu (6/3), Diab mengancam tidak akan melakukan tugasnya dan mendesak para politisi segera menyelesaikan pembentukan kabinet baru.

"Jika perbuatan berdiam diri membantu pembentukan kabinet, maka saya siap melakukannya, meskipun itu bertentangan dengan keyakinan saya karena itu menganggu seluruh negara bagian dan merugikan Lebanon," ujar Diab, seperti dikutip Reuters.

Lewat pidatonya, Diab juga menyoroti insiden baru-baru ini yang terjadi di  supermarket Beirut, di mana pembeli memperebutkan susu bubuk.

"Kondisi sosial memburuk, kondisi keuangan membebani negara, kondisi politik semakin komplek," tambahnya.

“Negara ini dihadapkan pada tantangan besar yang tidak dapat dihadapi oleh pemerintah normal tanpa konsensus politik, jadi bagaimana pemerintah sementara dapat menghadapi tantangan ini?” imbuh Diab.

Lebanon dilanda krisis keuangan pada 2019, membuat banyak orang menganggur dan kelaparan. Situasi tersebut diperparah dengan kisruh politik yang kemudian dibarengi oleh pandemi Covid-19.

Mata uang Lebanon terus mengalami depresiasi terhadap dolar. Bahkan untuk pertama kalinya, dolar diperdagangkan hampir 11 ribu pound Lebanon di pasar gelap.

Krisis membuat pemadaman listrik lebih lama di seluruh wilayah, beberapa bahkan hingga 12 jam per hari.

Situasi yang ada membuat warga melakukan protes. Pada Selasa (2/3), mereka berunjuk rasa, memblokir jalan dengan membakar ban.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya