Berita

Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution/Net

Politik

Sikapi Mahfud MD, Demokrat: Jangan Bohong, Baru Kali Ini Perampasan Ketum Partai Menempatkan Pejabat Penguasa

SABTU, 06 MARET 2021 | 13:48 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD bahwa gerakan pengambilalihan paksa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono adalah masalah internal disikapi oleh DPP Partai Demokrat.

Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution mengaku heran dengan pernyataan mantan Ketua MK itu menyikapi kongres luar biasa (KLB) ilegal.

Menurut Syahrial, Mahfud MD seharusnya berkata jujur dan terbuka tentang fakta yang sebenarnya terjadi.


Pasalnya, sepanjang sejarah partai politik di Indonesia, baru kali ini ada perampasan partai politik dengan menempatkan pejabat eksternal dalam hal ini Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dan ditunjuk sebagai Ketua Umum melalui kegiatan sepihak yang diklaim KLB.

"Jangan bohong! Sepanjang sejarah parpol di Indonesia, baru kali ini ada perampasan Ketum partai dengan menempatkan pejabat eksternal dari penguasa," kata Syahrial kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Sabtu (6/3).

"Biasanya, tokoh boneka internal. Jejak digital dan sejarah itu nyata," imbuhnya menegaskan.

Atas dasar itu, Syahrial justru menduga jika Pemerintah melalui Menko Polhukam cenderung membiarkan gerakan inkonstitusional dengan embel-embel KLB.

Kata Syahrial, bisa dikatakan Mahfud seolah senang melihat kondisi Partai Demokrat yang ini tengah diacak-acak.

"Jangan-jangan Anda (Mahfud MD) senang Partai Demokrat dibuat seperti ini?" pungkasnya.

Menko Polhukam Mahfud MD sebelumnya buka mulut ihwal kegiatan sepihak yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Menurut Mahfud, sesuai UU 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, pemerintah tidak bisa melarang atau mendorong kegiatan yang mengatasnamakan kader Partai Demokrat di Deli Serdang itu.

"Sama dengan yang menjadi sikap pemerintahan Bu Mega pada saat Matori Abdul Jalil (2002) mengambil PKB dari Gus Dur yang kemudian Matori kalah di pengadilan (2003)," kata mantan Ketua MK itu melalui Twitter pribadinya @mohmahfudmd, Sabtu (6/3).

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya