Berita

Aksi protes di Yangon/net

Dunia

Langgar Pedoman, YouTube Hapus Lima Saluran Milik Militer Myanmar

SABTU, 06 MARET 2021 | 13:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah melonjaknya aksi protes massa dan tekanan internasional yang menentang kudeta militer Myanmar, platform berbagi videoYouTube menghapus lima saluran yang dijalankan oleh militer negara itu karena dianggap telah melanggar pedoman aplikasi besutan Google tersebut.

Keputusan oleh YouTube mengikuti pengumuman yang dilakukan patform media sosial Facebook sebelumnya, bahwa mereka telah menghapus semua halaman terkait militer Myanmar dari situsnya dan dari Instagram, yang juga dimilikinya, seperti dilaporkan AP, Sabtu (6/3).

Banyak kasus kebrutalan yang diincar aparat keamanan di jalanan terekam dalam foto dan video yang beredar luas di media sosial. Video menunjukkan pasukan keamanan menembak orang-orang dari jarak dekat dan mengejar serta memukuli demonstran dengan kejam.

AS menyebut gambar itu mengerikan, kepala hak asasi manusia PBB bahkan mengatakan sudah waktunya untuk ‘mengakhiri cengkeraman militer atas demokrasi di Myanmar’, dan pakar independen badan dunia hak asasi manusia di negara itu, Tom Andrews, mendesak anggota Dewan Keamanan untuk menonton video yang banyak beredar tersebut.

Sementara banyak pelanggaran dilakukan oleh polisi, ada kekhawatiran yang lebih besar tentang pasukan militer yang dikerahkan di kota-kota Myanmar yang terkenal selama beberapa dekade karena taktik kontra-pemberontakan brutal dan pelanggaran hak asasi manusia.

Gelombang unjuk rasa menentang kekerasan yang meningkat dan unjuk rasa anti-kudeta kembali meningkat pada Jumat (5/6) waktu setempat.  Sementara utusan khusus PBB untuk negara itu juga telah menyerukan tindakan Dewan Keamanan yang mendesak, dengan mengatakan sekitar 50 pengunjuk rasa damai tewas dan puluhan lainnya terluka di tindakan keras militer terburuk minggu ini.

Setidaknya 18 pengunjuk rasa ditembak dan dibunuh pada hari Minggu dan 38 pada hari Rabu, menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB. Lebih dari 1.000 orang telah ditangkap, kata Asosiasi Bantuan independen untuk Tahanan Politik.

Tindakan oleh YouTube untuk menghapus saluran militer datang ketika platform tersebut mengatakan sedang mengawasi konten lebih lanjut yang mungkin melanggar aturannya. Platform ini sebelumnya menarik lusinan saluran sebagai bagian dari penyelidikan terhadap konten yang diupload dalam kampanye pengaruh terkoordinasi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya