Berita

Bahlil Lahadalia dan M. Lutfi/Net

Politik

Jerumuskan Presiden, Relawan JoMan Desak Pencopotan Bahlil Lahadalia Dan M. Lutfi

JUMAT, 05 MARET 2021 | 17:37 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kelompok relawan Jokowi Mania (JoMan) mengkritisi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi terkait investasi miras dan investasi asing.

Joman menilai dua pejabat tersebut menjerumuskan Presiden Joko Widodo. Joman juga mengkritik buruknya tata kelola surat-menyurat di Sekretaris Negara.

Ketua Joman, Imanuel Ebenezer mengatakan, harusnya investasi miras oleh asing dipertimbangkan efek politik dan sosialnya.


"Niat boleh baik, hanya saja efeknya bisa bola liar. Apa tidak bisa mencari investasi asing di sektor lain yang lebih baik," kata Noel sapaan akrabnya, Jumat (5/3).

Dirinya juga menilai, seharusnya presentasi investasi asing miras disampaikan terbuka ke Presiden. Apa efek sosial dan efek politiknya. Hingga tidak memunculkan perdebatan yang melemahkan kewibawaan Presiden.

"Lembaga Sesneg juga harusnya memfilter adminitrasi surat-surat yang hendak ditandatangani Presiden. Beri dong pertimbangan ke Presiden. Mana yang bisa bahaya atau merugikan Presiden," katanya.

Noel juga menyoroti soal aduan Menteri Perdagangan M. Luthfie soal barang asing di e-commercial.

"Lha hari ini kan kita sedang shifting, pembeli dan penjual ada dimana saja. Orang Indonesia jualan kaos online bisa tembus ke New York, Paris bahkan Moscow. Begitu juga sebaliknya orang Eropa bisa jualan parfum online dibeli warga Jakarta. Itulah globalisasi e-commercial," tandas aktivis 98 ini.

Karena itu, harusnya Menteri Perdagangan tidak anti asing. Tambah Noel, lebih bagus, negara memproteksi para penjual online dalam negeri.

"Skemanya bisa pajak atau promosi. Kalau Mendag anti barang asing, bagaimana nanti kemitraan Indonesia dengan negara asing," kata Noel.

Terakhir, dia meyakini bahwa pernyataan presiden benci barang asing adalah bagian meningkatkan kesejahteraan para produsen lokal.

"Jangan biarkan menteri dan pejabat negara menjerumuskan Presiden dalam kesesatan politik murahan," demikian Imanuel Ebenezer.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya