Berita

Pengunjuk rasa ledakkan granat asap di Yangon/Net

Dunia

PBB: 38 Orang Tewas Dalam Hari Paling Berdarah Di Myanmar

KAMIS, 04 MARET 2021 | 06:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Situasi di Myanmar semakin kacau. Negara itu telah berada di jurang kehancuran ketika aksi protes tidak kunjung usai dan semakin menimbulkan korban.

Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener mengatakan, pada Rabu (3/3) sedikitnya 38 orang telah tewas dalam kekacauan negeri dan menjadi 'Hari Paling Berdarah' semejak kudeta militer 1 Februari.

"Hari ini, itu adalah hari paling berdarah sejak kudeta terjadi pada 1 Februari," kata Burgener, di New York, seperti dikutip dari BBC, Rabu (3/3). Ia memperkirakan lebih dari 50 orang total yang tewas dan banyak orang yang terluka.


Sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan militer telah menewaskan sedikitnya 18 orang pada Rabu, tetapi pada akhirnya jumlah itu meningkat tajam hingga puluhan.

Di antara korban, terdapat anak-anak. Empat anak dilaporkan termasuk di antara korban tewas terakhir, termasuk seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang ditembak mati oleh seorang tentara dalam konvoi truk militer yang lewat di Myingyan, seperti dilaporkan Radio Free Asia.

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam di beberapa kota dan kota untuk membubarkan aksi protes.

Di kota utama Yangon, mereka mengklaim sedikitnya delapan orang tewas, satu pada pagi hari dan tujuh lainnya pada sore hari. Sementara, enam orang tewas di pusat kota Monywa dan dua orang tewas dalam bentrokan di Mandalay, kata seorang saksi mata dan laporan media.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak 1 Februari ketika militer menggulingkan dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

Tekanan datang dari dunia internasiona. Nagara-nagara barat telah berulang kali mengecam para jenderal dengan sanksi.

Namun, hingga saat ini junta militer mengabaikan semua kecaman dunia internasional bahkan menanggapi pemberontakan dengan kekuatan yang justru meningkat.

Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami menyatakan kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai dan konstruktif."

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya