Berita

Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun/Net

Dunia

Antara Perwakilan Pemerintahan Sipil Atau Militer Myanmar, Siapa Yang Akan Dipilih PBB?

RABU, 03 MARET 2021 | 09:43 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Persoalan mengenai siapa yang dapat mewakili Myanmar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah menjadi perdebatan.

Jurubicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa pihaknya telah menerima dua surat kontradiktif yang berasal dari pemerintahan militer dan utusan yang dikirim pemerintahan sipil Myanmar yang digulingkan.

Pada Jumat (26/2), Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun mengecam kudeta militer dan meminta komunitas internasional memulihkan pemerintahan sipil.

Sehari setelahnya, Sabtu (27/2), pemerintah militer Myanmar menyebut bahwa Kyaw Moe Tun telah dipecat. Namun PBB tidak menanggapi pencopotan itu karena belum mendapatkan pemberitahuan pergantian pemerintahan secara resmi.

Kemudian pada Senin (1/3), Kyaw Moe Tun mengirim surat kepada presiden Majelis Umum PBB untuk menegaskan bahwa ia masih memegang jabatan tersebut.

"Pelaku kudeta yang tidak sah tidak memiliki kewenangan untuk melawan otoritas sah negara saya," tulisnya dalam surat itu, seperti dikutip AFP.

"Karena itu saya ingin mengkonfirmasikan kepada Anda bahwa saya tetap menjadi wakil tetap Myanmar untuk PBB," tambahnya.

Setelah itu, pada Selasa (2/3), Kementerian Luar Negeri Myanmar yang dikuasai militer mengirim catatan verbal ke PBB, berisi bahwa kyaw Moe Tun telah dicopot.

"Kementerian luar negeri ... mendapat kehormatan untuk menginformasikan bahwa dewan administrasi negara republik Persatuan Myanmar menghentikan tugas dan tanggung jawab duta besar Kyaw Moe Tun," kata catatan itu.

"Saat ini, Tin Maung Naing, wakil duta besar perwakilan tetap, telah ditugaskan sebagai kuasa hukum ad interim dari misi permanen," tambah catatan itu.

Dujarric mengatakan saat ini PBB tengah memeriksa surat-surat itu untuk mempertimbangkan langkah apa yang dapat dilakukan.

"Kami sedang memeriksa surat-surat itu, dari mana asalnya dan apa yang akan kami lakukan," katanya.

Komite akreditasi dan protokol PBB juga akan menyelidiki masalah ini dan kemudian merujuknya ke Majelis Umum.

Dujarric mengatakan bahwa utusan PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, yang saat ini berada di Swiss, melanjutkan pembicaraannya dengan berbagai pihak mengenai situasi saat ini.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya