Berita

Minuman keras (miras)/Net

Bisnis

Tidak Ada Studi Menyatakan Investasi Miras Sejahterakan Rakyat, Justru Bebani Ekonomi Hingga 5,44 Persen PDB

SELASA, 02 MARET 2021 | 22:38 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Investasi minuman keras yang diatur di dalam Peraturan Presiden (Perpres) 10/2021 akhirnya dicabut Presiden Joko Widodo.

Menurut anggota Komisi XI DPR, Heri Gunawan menilai keputusan Jokowi itu sudah tepat. Karena menurutnya, investasi miras tidak akan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat dan juga negara.

"Tidak ada studi di mana pun di dunia ini yang menyatakan bahwa usaha minuman keras dapat mengantarkan suatu bangsa menjadi sejahtera, adil dan makmur," ujar sosok yang kerap disapa Hergun ini dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (2/3).

Anggota Panja RUU Cipta Kerja pada 2020 ini menyatakan, UU Cipta Kerja dibuat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Tapi justru sebaliknya, satu aturan turunan UU Ciptaker ini (Perpres 10/2021) bakal memberikan beban ekonomi yang sangat besar.

Hergun mengutip hasil studi di Amerika Serikat pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa biaya yang ditanggung dari efek buruk minuman keras ke perekonomian mencapai 1,66 persen dari PDB.

Studi lain yang ditemuinya juga menyatakan hal serupa, bahwa beban ekonomi akibat minuman keras berkisar 0,45 persen hingga 5,44 persen dari PDB.

"Beban tersebut tentu sangat berat bagi Indonesia dimana  APBN 2021 sudah dipatok defisit 5,7 persen dari PDB atau sebesar Rp1.006,4 triliun," tuturnya.

"Jika beban ekonomi akibat miras dinyatakan dalam rentang 0,45 persen hingga 5,44 persen dari PDB, itu artinya Indonesia harus siap menerima konsekuensi terburuk dengan melipatgandakan defisit APBN hingga 100 persen,” demikian Heri Gunawan.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

Banjir Lahar Dingin Semeru Bikin 9 Kecamatan Terdampak

Sabtu, 20 April 2024 | 09:55

Huawei Rilis Smartphone Flagship Pura 70, Dibanderol Mulai Rp12 Jutaan

Sabtu, 20 April 2024 | 09:41

Liga Muslim Dunia Akui Kemenangan Prabowo di Pilpres 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:36

3 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin Semeru

Sabtu, 20 April 2024 | 09:21

BSJ Pecahkan Rekor MURI Pagelaran Tari dengan Penari Berkebangsaan Terbanyak di HUT ke-50

Sabtu, 20 April 2024 | 09:10

Belajar dari Brasil, Otorita IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Ibu Kota dengan Kota Brasilia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56

Vellfire dan Lexus Harvey Moeis Dikandangin Kejagung

Sabtu, 20 April 2024 | 08:52

Bertemu Airlangga, Tony Blair Siap Bantu Tumbuhkan Ekonomi Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 08:25

Kemendag Siapkan Langkah Strategis Tingkatkan Indeks Keberdayaan Konsumen

Sabtu, 20 April 2024 | 08:19

Australia Investasi Rp10 Triliun untuk Dukung Transisi Net Zero di Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 07:58

Selengkapnya