Berita

Vaksin Covid-19 dari Johnson&Johnson/Getty Images

Dunia

AS Beri Izin Penggunaan Vaksin Johnson&Johnson, 4 Juta Dosis Langsung Didistribusikan

MINGGU, 28 FEBRUARI 2021 | 09:23 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Satu lagi vaksin Covid-19 telah diberi izin penggunaan darurat oleh pemerintah Amerika Serikat (AS). Sehingga program vaksinasi dapat ditingkatkan.

Pada Sabtu (27/2), Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) mengumumkan telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Johnson&Johnson.

FDA mengatakan, izin J&J diberikan setelah panel ahli menyetujuinya dengan suara bulat pada Jumat (26/2). Vaksin dapat diberikan untuk orang dewasa berusia lebih dari 18 tahun.

"Otorisasi vaksin ini memperluas ketersediaan vaksin, metode pencegahan medis terbaik untuk Covid-19, untuk membantu kami dalam memerangi pandemi ini," ujar Penjabat Komisaris FDA, Janet Woodcock, seperti dikutip Reuters.

Berdasarkan uji coba global yang melibatkan 44 ribu orang, vaksin J&J memiliki efikasi mencapai 66 persen untuk mencegah Covid-19 gejala sedang hingga parah dalam empat pekan setelah disuntik. Namun vaksin berfungsi 100 persen mencegah rawat inap dan kematian akibat virus.

Dalam uji coba juga ditemukan vaksin J&J memiliki sedikit efek samping serius. Bahkan beberapa bukti awal menunjukkan vaksin mengurangi infeksi tanpa gejala.

Vaksin J&J juga lebih mudah dikirim dan disimpin daripada Pfizer dan Moderna, karena dapat bertahan di suhu lemari es normal.

“Ini berpotensi memainkan peran yang sangat penting jika kita memiliki dosis yang cukup karena ini hanya vaksin dosis tunggal dan itu akan membuatnya mudah bagi orang-orang yang sulit dijangkau,” kata pakar penyakit menular dari Pusat Kesehatan Universitas Vanderbilt, Dr. William Schaffner.

Pemerintah AS sendiri telah membeli 100 juta dosis vaksin J&J, dan berencana mendistribusikan sekitar 3 juta hingga 4 juta dosis pada pekan ini.

Sejauh ini, AS telah mendistribusikan lebih dari 90 juta dosis vaksin Covid-19, beberapa di antaranya telah digunakan untuk suntikan kedua.

Data pemerintah menunjukkan, sekitar 14 persen orang Amerika telah menerima setidaknya satu dosis.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya