Berita

Ketua GPK Andi Surya Wijaya/Net

Politik

Gerakan Pemuda Kabah Tak Rela Indonesia Buka Investasi Industri Miras

SABTU, 27 FEBRUARI 2021 | 16:41 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Gerakan Pemuda Kabah (GPK)menentang rencana pemerintah membuka investasi yang sebesar-besarnya untuk industri minuman keras (miras).

Dikatakan Ketua Umum GPK Andi Surya Wijaya, investasi itu bukan mendatangkan kesejahteraan bagi bangsa. Namun, malah akan membuat Indonesia terpuruk.

Andi menyebutkan, penolakannya bukan karena diharamkannya miras dalam agama Islam, namun karena faktor negatifnya yang sangat besar.


Meski begitu, dia menegaskan tetap menghormati pemeluk agama lain yang mengkonsumsi minuman beralkohol. Namun, dengan investasi akan membuat peredaran miras semakin massif dan dikonsumsi berlebihan.

“Miras bukan lagi masalah agama, karena fakta telah membuktikan bahwa miras memicu kekerasan sosial, kriminalitas, kecelakaan, pembunuhan yang mengakibat banyak korban jiwa,” kata Andi dalam keterangannya, Sabtu (27/2).

Ketua DPP PPP ini menambahkan, akan semakin banyak anak di bawah umur yang konsumsi miras. Hal ini berimbas pada perilaku mereka yang suka mabuk dan tidak produktif.

“Kami tidak rela Indonesia menjadi tempat berdirinya pabrik miras. Masih banyak peluang investasi lainnya bagi Indonesia untuk kesejahteraan rakyat. Misalnya investasi di bidang pangan, energi, dan lainnya,” jelasnya.

Membuka investasi miras menurut Andi juga mencerminkan cara pemerintah yang tidak kreatif dalam mendatangkan investor. Padahal jika lebih kreatif, banyak perusahaan besar yang mempunyai pangsa pasar global datang ke Indonesia.

“Kami mendukung investasi, tidak tidak investasi yang merusak tatanan sosial dan moral bangsa. Mari kita kreatif dalam mendatangkan investator global,” pungkas Andi.

Ditambahkan M. Thobahul Aftoni, salah satu ketua GPK, peredaran miras yang massif akan membuat para pendidik semakin kesulitan untuk membina akhlak dan perilaku generasi muda.

Tarbiyah atau pendidikan di sekolah, musholla, dan tempat lainnya mendapatkan hambatan yang lebih besar.

“Para guru, ustaz, pemuka agama akan lebih kesulitan menata moral generasi muda yang berimbas pada perilaku mereka sehari-hari yang jauh dari akhlak yang baik,” ungkap Aftoni.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya