Berita

Akyivis Madawi al-Rasheed/Net

Dunia

Aktivis Saudi Menyambut Baik Laporan Intelijen AS Yang Mengungkap Keterlibatan MBS Dalam Kasus Khashoggi

SABTU, 27 FEBRUARI 2021 | 14:17 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Laporan intelijen AS yang mengungkap keterlibatan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) pada pembunuhan Jamal Khashoggi, mendapat sambutan positif dari Madawi al-Rasheed, aktivis Arab Saudi yang kini hidup di pengasingan.

Juru bicara oposisi dari Partai Majelis Nasional (NAAS) tersebut mengatakan pada konferensi pers online, bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu harus diadili untuk mencegah kejahatan semacam itu terjadi lagi.

"Kami menentang sanksi apa pun yang dapat mempengaruhi atau membahayakan kepentingan rakyat Arab Saudi, dan kami pikir sanksi yang ditargetkan terhadap individu yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia itu penting," kata kelompok itu, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (27/2).

“Mohammed Bin Salman adalah pemimpin yang tidak terpilih yang tindakan kriminal dan melanggar hukum, bersama dengan kelompok pejabat yang melakukan tindakan ini, dikutuk oleh orang-orang Arab Saudi dan tidak mewakili nilai-nilai publik," kata kelompok itu.

Namun demikian, kelompok itu juga mengatakan bahwa sanksi tidak boleh menyasar kepentingan ekonomi atau politik warga negara Arab.

"Setiap sanksi yang dijatuhkan terhadapnya (MBS) atau mereka yang terlibat dalam kejahatan keji ini tidak boleh berdampak pada kepentingan ekonomi atau politik warga negara, baik di Arab Saudi atau di luar negeri,” kata kelompok itu sambil menekankan bahwa mereka menentang sanksi apa pun yang akan membahayakan kepentingan rakyat Arab Saudi.

Hukuman harus ditegakkan, menurut NAAS, seperti yang ditetapkan oleh Pelapor Khusus PBB tentang eksekusi di luar hukum, ringkasan atau sewenang-wenang, Agnes Callamard, yang menyelidiki pembunuhan itu pada 2019.

Para aktivis juga mendorong AS untuk bekerja dengan institusi Saudi menuju penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, supremasi hukum, dan jalan untuk transisi demokrasi."\

"Pengadilan sebelumnya, yang diadakan di Arab Saudi bukan pengadilan sebenarnya terhadap segelintir pejabat yang terlibat, karena tidak mencapai keadilan apa pun. Bahkan penyelidikan itu tidak menyasar dalang pembunuhan," katanya.

NAAS dibentuk oleh aktivis Saudi di pengasingan tahun lalu sebagai sebuah partai politik yang menyerukan demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di kerajaan, sebuah langkah yang menyatukan para pendukung di tengah penumpasan yang semakin intensif terhadap perbedaan pendapat.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya