Berita

Militer Eritrea dilaporkan melakukan membunuh ratusan warga sipil selama konflik Tigray/Net

Dunia

Amnesty International: Militer Eritrea Bantai Ratusan Warga Sipil Ethiopia Selama Konflik Tigray

JUMAT, 26 FEBRUARI 2021 | 12:20 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Konflik Tigray di Ethiopia pada tahun lalu masih menyisakan banyak pertanyaan, termasuk adanya campur tangan dari militer Eritrea.

Kelompok hak asasi manusia, Amnesty International, pada Jumat (26/2) melaporkan bahwa tentara Eritrea telah menewaskan ratusan warga sipil di kota kuno Axum di Ethiopia selama konflik Tigray, antara 28 hingga 29 November 2020.

"Selama sekitar 24 jam, pada 28-29 November 2929, pasukan Eritrea yang beroperasi di kota Axum di Ethiopia menewaskan ratusan warga sipil," lapor Amnesty, seperti dikutip Reuters.

Temuan tersebut didapatkan Amnesty mengutip  41 saksi. Amnesty menyebut eksekusi massal warga sipil oleh pasukan Eritrea itu kemungkinan menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sehari sebelumnya, Kamis (25/2), satuan tugas darurat pemerintah Ethiopia untuk Tigray mengatakan penyelidikan kekerasan di Axum sedang berlangsung.

Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia yang dikelola negara merilis hasil penyelidikan awal yang menunjukkan bahwa tentara Eritrea telah membunuh sejumlah warga sipil yang tidak diketahui di Axum sebagai pembalasan atas serangan sebelumnya oleh tentara dari Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

Menteri Luar Negeri Eritrea, Osman Saleh Mohammed, sejauh ini belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.

Baik Ethiopia dan Eritrea sebelumnya membantah bahwa pasukan Eritrea berada di wilayah Ethiopia. Namun TPLF dan banyak penduduk mengatakan Eritrea campur tangan untuk mendukung tentara Ethiopia setelah TPLF menyerang pangkalan pemerintah pada dini hari 4 November.

Pada 28 November 2020, ketika pasukan TPLF mundur dari ibukota wilayah Mekelle, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengklaim kemenangan. Itu merupakan hari yang sama yang disebutkan Amnesty bahwa pasukan Eritrea membunuh warga sipil di Axum.

Seorang pria Tigrayan yang bekerja di bidang konstruksi mengatakan  bahwa tentara Eritrea menembak mati enam anggota keluarganya di Axum pada 28 November, termasuk saudara laki-lakinya yang berusia 17 tahun dan ayahnya yang berusia 78 tahun.

Pada awalnya pria itu tidak mengetahui kabar tersebut karena sambungan telepon yang mati. Ia baru mengetahuinya setelah lebih dari sebulan dari warga yang menguburkan anggota keluarganya itu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya