Berita

Rusma Yul Anwar/Net

Hukum

Tunggu Salinan MA, Gubernur Sumbar Diminta Tidak Buru-buru Lantik Rusma Yul Anwar

JUMAT, 26 FEBRUARI 2021 | 11:36 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Setelah putusan Mahkamah Agung (MA) keluar yaitu terkait penolakan berkas permohonan kasasi oleh terdakwa Rusma Yul Anwar, maka status Bupati terpilih Pesisir Selatan itu berubah dari terdakwa menjadi terpidana.
 
Pertanyaannya, bagaimanakah proses pelantikan status bupati terpilih yang disandang oleh Rusma Yul Anwar, yang rencananya akan dilantik pada hari ini, 26 Februari 2021.

Berdasarkan Pasal 164 (8) UU 10/2016, bupati terpilih yang ditetapkan sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap pada saat pelantikan, yang bersangkutan tetap dilantik, kemudian saat itu juga diberhentikan sebagai bupati.


Pengamat hukum dari Universitas Andalas Padang, Ilhamdi Taufik mengatakan, pasca penetapan status hukum yang disandang oleh Rusma Yul Anwar, seharusnya Gubernur Sumbar tidak serta merta terburu-buru dalam melaksanakan pelantikan.

Setidaknya, menunggu hingga salinan putusan dari MA keluar, agar terang benderang penyebab permohonan kasasi ditolak.

"Salinan putusan belum dikeluarkan oleh MA. Dalam salinan tersebut, akan dijelaskan penyebab permohonan Kasasi tersebut ditolak. Sebaiknya gubernur menunda pelantikan, hingga salinan putusan dikeluarkan oleh MA," ujar Taufik dalam keterangannya, Jumat (26/2).

Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas itu menjelaskan, jika nanti dalam salinan putusan MA disebabkan karena keterlambatan pengajuan berkas, maka hal ini tentu berbahaya dan berdampak bagi pencalonan Rusma Yul Anwar sebagai Bupati Pesisir Selatan. Pasalnya, putusan yang dipakai adalah putusan Pengadilan Tinggi Negeri Padang sesuai Pasal 246 ayat 2 KUHAP.

"Jika penyebabnya adalah keterlambatan pengajuan berkas, sesuai dengan Pasal 246 ayat 2 KUHAP, putusan yang dipakai adalah putusan dari pengadilan tinggi," tandasnya.

"Ini tentu berdampak bagi status Rusmayul Anwar pada saat pencalonan yang sudah berstatus terpidana, dan ini berbahaya jika pelantikan tetap dilaksanakan," ujar Taufik menambahkan.

Dengan berstatus terpidana, Rusma Yul Anwar tidak diperkenankan menyetujui atau mengambil keputusan administrasi di pemerintahan. Oleh karenanya, seharusnya seusai dilantik, langsung diberhentikan saat itu juga, agar tidak terjadi kekosongan kekuasaan.

"Harusnya langsung ada surat keputusan pemberhentian dari Kemendagri sesuai Pasal 164 tersebut, agar tidak ada kekosongan pemerintahan, dan jabatan bupati terap terisi," ungkap Taufik.

Lebih dari itu, jika surat keputusan pemberhentian juga belum diterbitkan setelah yang bersangkutan berstatus terpidana, ada baiknya proses pelantikan ditunda.

"Agar proses pelantikan tidak cacat administrasi, karena melantik seorang terpidana yang putusan hukumnya telah incrah," pungkas Taufik.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya