Berita

Presiden Filipina Rodrigo Duterte/Net

Dunia

Duterte Galau, Belum Tahu Nasib Perjanjian VFA Akan Dibawa Kemana

KAMIS, 25 FEBRUARI 2021 | 14:27 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan ia masih bimbang dalam membuat keputusan tentang masa depan Perjanjian Kunjungan Pasukan atau Visiting Forces Agreement (VFA). Ia mengakui, belum tahu apakah akan membatalkan atau meneruskannya dengan beberapa pembaruan.

Belum adanya keputusan pasti membuat nasib perjanjian yang sudah berjalan selama dua dekade itu terombang-ambing.

"Saya belum tahu harus memutuskan apa. Membatalkan atau memperbarui," kata Duterte dalam pidatonya di televisi, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/2).

Ia mengatakan masih menunggu saran dan masukan, dan itu membutuhkan waktu.

Duterte mengatakan Amerika Serikat harus membayar lebih banyak jika ingin mempertahankan VFA.

Militer dari kedua negara menikmati hubungan dekat yang ditempa selama beberapa dekade latihan bersama yang telah meningkatkan kemampuan pasukan Filipina. Itu juga memberi Amerika Serikat pijakan penting di suatu daerah di mana kekuatan dan pengaruh China tumbuh.

Tahun lalu, Duterte  mengirim surat kepada pejabat AS untuk mengakhiri perjanjian VFA. Juru bicara Presiden Filipina Salvador Panelo ketika itu mengatakan, keputusan itu dilihat sebagai penurunan resmi aliansi militer antara kedua negara di Laut China Selatan yang terjalin lama.

Namun tidak sedikit yang mengatakan keputusan Duterte itu terkai dengan penolakan AS pada pengajuan visa bagi sekutu politiknya Ronald Dela Rosa.

Pejabat pertahanan dari kedua negara berusaha menyelamatkan VFA, yang menopang perjanjian pertahanan timbal balik (MDT). Namun, Duterte telah mengancam akan membatalkan semuanya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menekankan pentingnya perjanjian pertahanan lama antara sekutu dan aplikasi yang jelas jika Manila datang diserang di Laut Cina Selatan.

Kedutaan Besar AS di Manila tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari komentar Duterte

Di bawah perjanjian VFA yang ditandatangani pada 1988, pesawat dan kapal militer AS diizinkan bebas masuk ke Filipina. Personel militer AS juga dikenai visa berlibur dan kebijakan paspor di bawah perjanjian.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya