Berita

Anggota Komisi VI DPR RI fraksi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus/Net

Politik

Elektabilitas Partainya Menurun, Politikus PDIP: Itu Hal Biasa

SELASA, 23 FEBRUARI 2021 | 14:28 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Elektabilitas PDI Perjuangan, berdasarkan hasil survei Balitbang Kompas, mengalami penurunan cukup signifikan. Dari sebelumnya mencapai angka 23,7 persen pada 2020, merosot menjadi 19,7 persen pada tahun ini.

Namun demikian, menurut politikus PDIP, Deddy Sitorus, penurunan elektabilitas merupakan hal yang lumrah terjadi. Terlebih PDIP tidak memungkiri adanya kasus yang membelit salah seorang kadernya, Juliari Batubara, yang membuat partai banteng itu jadi target bully masyarakat.

“Menurut saya naik turunnya elektabilitas itu hal yang biasa. Apalagi belakangan ini PDIP diserang dan di-bully terus menerus akibat kasus hukum yang melibatkan kader. Politisasi isu itu oleh media mainstream dan media sosial sangat tinggi, sehingga punya pengaruh terhadap persepsi publik,” ucap Deddy kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (23/2).

Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan, hal yang positif dari survei itu juga menunjukkan angka undecided voters yang cukup tinggi, hampir mencapai 50 persen.

“Sehingga masih terbuka peluang cukup besar untuk meraih kembali simpati dan dukungan pemilih,” imbuhnya.

Disinggung mengenai upaya PDIP dalam meningkatkan kembali elektabilitasnya, Deddy mengatakan, pihaknya akan melakukan pembenahan dan konsolidasi di internal partai.

“Partai akan mengakselerasi kegiatan kaderisasi dan penyempurnaan struktur hingga ke bawah,” katanya.

Selain itu, lanjut Deddy, PDIP akan melakukan kegiatan konkret di tengah masyarakat agar kehadiran partai benar-benar terasa dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Kita meminta semua kader yang duduk di jabatan-jabatan publik untuk melakukan langkah-langkah nyata di lapangan, baik itu di legislatif, eksekutif, maupun posisi lainnya,” tuntas Deddy.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya