Anggota Komisi VI DPR RI fraksi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus/Net
Elektabilitas PDI Perjuangan, berdasarkan hasil survei Balitbang Kompas, mengalami penurunan cukup signifikan. Dari sebelumnya mencapai angka 23,7 persen pada 2020, merosot menjadi 19,7 persen pada tahun ini.
Namun demikian, menurut politikus PDIP, Deddy Sitorus, penurunan elektabilitas merupakan hal yang lumrah terjadi. Terlebih PDIP tidak memungkiri adanya kasus yang membelit salah seorang kadernya, Juliari Batubara, yang membuat partai banteng itu jadi target bully masyarakat.
“Menurut saya naik turunnya elektabilitas itu hal yang biasa. Apalagi belakangan ini PDIP diserang dan di-
bully terus menerus akibat kasus hukum yang melibatkan kader. Politisasi isu itu oleh media mainstream dan media sosial sangat tinggi, sehingga punya pengaruh terhadap persepsi publik,†ucap Deddy kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (23/2).
Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan, hal yang positif dari survei itu juga menunjukkan angka
undecided voters yang cukup tinggi, hampir mencapai 50 persen.
“Sehingga masih terbuka peluang cukup besar untuk meraih kembali simpati dan dukungan pemilih,†imbuhnya.
Disinggung mengenai upaya PDIP dalam meningkatkan kembali elektabilitasnya, Deddy mengatakan, pihaknya akan melakukan pembenahan dan konsolidasi di internal partai.
“Partai akan mengakselerasi kegiatan kaderisasi dan penyempurnaan struktur hingga ke bawah,†katanya.
Selain itu, lanjut Deddy, PDIP akan melakukan kegiatan konkret di tengah masyarakat agar kehadiran partai benar-benar terasa dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kita meminta semua kader yang duduk di jabatan-jabatan publik untuk melakukan langkah-langkah nyata di lapangan, baik itu di legislatif, eksekutif, maupun posisi lainnya,†tuntas Deddy.