Berita

Alexei Navalny/Net

Dunia

Upaya Banding Ditolak Pengadilan, Alexei Navalny: Rusia Dibangun Di Atas Ketidakadilan

MINGGU, 21 FEBRUARI 2021 | 07:38 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny telah kalah banding atas keputusan pengadilan untuk memenjarakannya yang menurutnya penuh muatan politik.

Bulan lalu Navalny dipenjara karena pelanggaran pembebasan bersyarat setelah menghabiskan berbulan-bulan di Jerman untuk pemulihan karena mengalami keracunan. Pengadilan akhirnya memasukkan Navalny ke jeruji besi untuk tiga setengah tahun.

Pengadilan Moskow pada Sabtu (20/2) menolak upaya banding Navalny, sambil memperpendek masa hukuman.

Dengan jumlah waktu yang telah dihabiskan Navalny dalam tahanan rumah, jumlahnya sekitar dua tahun delapan bulan. Pengacaranya mengatakan Navalny sekarang akan menghabiskan lebih dari dua setengah tahun di balik jeruji besi, tetapi tim hukumnya akan mencoba untuk menantang keputusan untuk menolak banding pengadilan.

"Mereka telah mengurangi hukuan satu setengah tahun. Bagus!" ujar Navalny, seperti dikutip Reuters.

Navalny yang merupakan seorang kritikus Presiden Vladimir Putin menegaskan bahwa dia tidak bersalah atas pelanggaran pembebasan bersyarat yang disebut pengadilan.

Pria 44 tahun itu mengatakan, ia kembali dari Jerman setelah pulih dari keracunan yang hampir merenggut nyawanya pada Agustus.

Dia mengatakan dia tidak dapat melapor ke layanan penjara Moskow tahun lalu karena dia telah menjalani pemulihan di Jerman pada saat itu.

"Saya tidak ingin banyak pamer, tetapi seluruh dunia tahu di mana saya berada," kata Navalny kepada hakim.

Lebih lanjut, Navalny mengatakan Tuhan akan membantunya, dan kebenaran akan terkuat cepat atau lambat.

“Negara kami dibangun di atas ketidakadilan. Tapi puluhan juta orang menginginkan kebenaran. Dan cepat atau lambat mereka akan mendapatkannya," ujarnya.

Keputusan pengadilan untuk menolak banding Navalny telah dikritik oleh banyak pihak. Menteri Luar Negeri Latvia Edgars mengatakan putusan pengadilan itu bertentangan dengan seruan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa pekan ini untuk membebaskan Navalny, dan dapat menyebabkan lebih banyak sanksi terhadap Moskow.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya