Berita

Presiden Joko Widodo bersama Menko Koperasi dan UKM Teten Masduki/Net

Publika

Kok Menteri Mengkritik Kebijakan Pemerintah

SABTU, 20 FEBRUARI 2021 | 07:36 WIB

INDONESIA memang unik, setelah enam tahun Presiden Jokowi memerintah barulah masyarakat diminta untuk melakukan kritik kepada pemerintah.

Sayangnya banyak yang tidak percaya karena menengok pada sejarah. Presiden yang sama pernah menyatakan rindu untuk didemo, namun setelah didemo, eh banyak yang ditangkap, menjadi korban kekerasan, bahkan tewas ditembak.

Soal kritik, keunikan muncul kembali. Ada Menteri yang mengeluh atau mengkritik kebijakan pemerintah.

Publik merenung apakah Menteri bukan bagian dari pemerintah? Atau mungkin karena tidak ada visi misi Menteri tetapi yang ada adalah visi dan misi Presiden, maka Menteri bebas mengkritik visi misi Presiden?

Adalah Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang curhat berkonten kritik dalam acara Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 5.000 Eksportir bahwa KUKM telah dipersulit oleh pemerintah untuk melakukan ekspor. Banyak izin dan sertifikat yang harus dipenuhi untuk hal ini. Akibatnya KUKM berat untuk melakukan ekspor berbagai komoditas. Sebaliknya impor dari negara lain justru sangat mudah. Tidak berbelit belit.

Sebagai rakyat apalagi pengusaha KUKM tentu berharap ada langkah konkrit untuk mempermudah ekspor dan mempersulit impor. Hal ini untuk mendorong semangat agar KUKM menjadi sokoguru usaha masyarakat yang bukan saja diproteksi tetapi dibantu dan didorong oleh pemerintah.

Seharusnya Menteri Teten bukan dalam kapasitas mengeluh atau mengkritik tapi langsung mengambil kebijakan atau mendiskusikan dengan Menteri lain untuk keluarnya suatu kebijakan. Bila perlu "menekan" Presiden agar mengeluarkan kebijakan yang memudahkan dan menguntungkan KUKM.

Masyarakat dan pelaku usaha KUKM butuh mendengar dan menjalankan kebijakan yang memudahkan untuk ekspor. Tidak perlu diajak untuk ikut pusing bersama pusingnya sang Menteri apalagi hanya untuk mendengar curhat atau kritikan. Menteri itu bukan pengamat tetapi pengambil keputusan. Menteri adalah pemerintah.

Pemerintahan memang kacau, koordinasi dalam kabinet tidak bagus, Presiden dan Menteri cari panggung sendiri sendiri. Mungkin juga korupsi sendiri-sendiri. Saling mengkritik pula. Teringat bulan Juni 2020 dalam Rapat Paripurna Kabinet, Presiden mempertontonkan marah-marah dan mengkritik para Menteri di panggung publik.

Entah apakah ini pertanda Menteri yang tak becus atau Presiden-nya sendiri? Atau kedua-duanya. Kasus keluhan, curhat, dan kritik Menteri Tenten Masduki adalah bukti inkompetensi atau impotensi.

Pernyataan Presiden yang menyatakan bahwa tidak ada visi Menteri mengukuhkan sistem pemerintahan presidensial. Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Presiden adalah penanggungjawab. Karenanya kekacauan kebijakan ekspor impor, kemerosotan ekonomi, tingginya hutang luar negeri, hingga pelanggaran hak asasi oleh Polisi, maka muaranya adalah Presiden.

Semoga sistem pemerintahan presidensial tidak menyebabkan Presiden menjadi pembawa sial. Apalagi jika berwatak pembual dengan kabinet abal-abal. Membawa Indonesia meluncur terus menuju predikat negara gagal.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya