Berita

Facebook/Net

Dunia

Susul Australia, Kanada Siap Berlakukan Aturan Bayar Konten Berita Untuk Facebook

JUMAT, 19 FEBRUARI 2021 | 08:20 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kanada berjanji akan mengikuti langkah Australia untuk membuat Facebook membayar konten berita. Ottawa juga tak akan gentar jika Facebook memilih menutup berita di Kanada.

Menteri Warisan Kanada, Steven Guilbeault mengatakan UU untuk mengatur hal tersebut akan diumumkan dalam beberapa bulan mendatang.

"Kanada berada di garis depan pertempuran ini. Kami benar-benar di antara kelompok negara pertama di dunia yang melakukan ini," ujar Guilbeault kepada wartawan pada Kamis (18/2), seperti dikutip Reuters.

Guilbeault mengatakan Kanada dapat mengadopsi model Australia, yang mengharuskan Facebook dan Google mencapai kesepakatan untuk membayar oulet berita atas tautan yang dibagikan di platformnya, atau menyetujui harga melalui arbitrase.

Pilihan lainnya adalah mengikuti Prancis dengan mendorong platform-platform tersebut membuka pembicaraan dengan penerbit untuk mencapai remunerasi penggunaan konten berita.

"Kami sedang bekerja untuk melihat model mana yang paling sesuai," kata Guilbeault.

Ia juga mengatakan tela melakukan pembicaraan dengan rekan-rekannya di Prancis, Australia, Jerman, dan Finlandia pada pekan lalu untuk bekerja sama memastikan kompensasi yang adil untuk konten web.

"Saya menduga bahwa dalam waktu dekat kita akan memiliki 5, 10, 15 negara yang mengadopsi aturan serupa. Apakah Facebook akan memutuskan hubungan dengan Jerman, dengan Prancis?" lanjutnya, mempertanyakan langkah yang diambil Facebook saat ini.

Baru-baru ini, Facebook telah memblokir semua konten berita Australia sebagai tanggapan atas UU yang akan disahkan untuk mewajibkan Facebook dan Google membayar biaya kepada outlet media.

Facebook berdalih berita hanya kurang dari 4 persen dari konten yang dilihat orang di platformnya. Namun ia menyebut outlet media Australia menghasilkan 407 juta dolar Australia tahun lalu.

Profesor dari Universitas Toronto, Megan Boler mengatakan tindakan Facebook menandai titik balik yang akan membutuhkan pendekatan internasional bersama.

"Kami benar-benar bisa melihat koalisi, sebuah front persatuan melawan monopoli ini, yang bisa sangat kuat," ucapnya.

Di sisi lain, Google sendiri telah menandatangani 500 kesepakatan senilai 1 miliar dolar AS selama tiga tahun dengan penerbit di seluruh dunia untuk layanan konten beritanya. Google juga sedang dalam tahap pembicaraan dengan penerbit Kanada.

Guilbeault mengatakan Google masih akan tunduk pada UU baru Kanada nanti karena Ottawa menginginkan pendekatan yang adil, transparan, dan dapat diprediksi.

Ketua Riset untuk Hukum Internet dan e-commerce di University of Ottawa, Michael Geist mengatakan Kanada harus menginspirasi pendekatan Google, di mana perusahaan memasukkan uang ke dalam konten yang memberikan nilai tambah.

"Jika kita mengikuti model Australia, kita akan berada di tempat yang sama. Semua orang kalah. Organisasi media kalah. Facebook kalah," ujarnya.

Tahun lalu, organisasi media Kanada memperingatkan potensi kegagalan pasar tanpa tindakan pemerintah. Mereka mengatakan bahwa pendekatan Australia akan memungkinkan penerbit memperoleh 620 juta dolar Kanada setahun. Tanpa tindakan, mereka memperingatkan, Kanada akan kehilangan 700 dari 3.100 pekerjaan jurnalisme.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya