Berita

Anggota Komisi XI DPR RI, Putri Anetta Komarudin/Net

Politik

DPR Minta Keberadaan Google Dikaji Agar Berdampak Pada Ekonomi Dalam Negeri

KAMIS, 18 FEBRUARI 2021 | 00:13 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pemerintah diminta bersikap tegas kepada perusahaan raksasa digital global seperti Google agar mematuhi kaidah peraturan yang berlaku di Indonesia.

Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Anetta Komaruddin mengatakan, ketegasan pemerintah penting mengingat beberapa negara lain juga kerap bersengketa dengan Google, baik masalah hukum maupun ekonomi.

"Untuk Indonesia sendiri, saya kira perlu ditelisik dan dikaji terlebih dahulu secara menyeluruh terkait dampak operasi layanan digital tersebut (Google) terhadap ekonomi dan pasar dalam negeri," kata Puteri Komaruddin kepada wartawan, Rabu (17/2).

Pemerintah juga diingatkan untuk menelaah dugaan-dugaan pelanggaran yang dilakukan Google selama beroperasi di Indonesia. "Indikasi pelanggaran hukum maupun dugaan kerugian terhadap hak-hak warga negara," tegasnya.

Di sisi lain, dasar hukum seperti perlindungan data pribadi yang tengah dibahas juga harus mampu memenuhi kebutuhan hukum masyarakat.

"Sehingga begitu disahkan nanti dapat memberikan kepastian hukum atas pelaksanaan perlindungan data pribadi," lanjut politisi Golkar ini.

Disinggung terkait penerimaan pajak negara dari Google, ia berujar bahwa pemerintah telah memberlakukan PPN atas Kegiatan Perdagangan melalui Sistem Elektronik (PMSE).

"Kita dukung sebagai langkah pemerintah untuk ekstensifikasi penerimaan perpajakan. Terlebih, saat ini penerimaan negara mengalami tekanan yang berat akibat pandemi. (Setuju) apabila pemerintah berencana memberlakukan pajak bagi perusahaan digital asing berskala global," kata Puteri.

Berkenaan dengan pajak penghasilan (PPh) atas suatu perusahaan digital asing berskala global seperti Google, kata dia, pembahasannya masih dalam tahap negosiasi yang sengit dan alot.

"Untuk itu, kita terus dorong pemerintah untuk fokus mencapai negosiasi pajak digital tersebut," tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya