Berita

Bendera Venezuela/Getty Images

Dunia

Ahli PBB Beberkan Kerusakan Yang Dialami Venezuela Akibat Sanksi AS

RABU, 17 FEBRUARI 2021 | 08:54 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Alena Douhan mendesak Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Kanada, dan negara-negara lain untuk mencabut sanksi ekonomi terhadap Venezuela.

Seruan tersebut muncul dalam laporan Douhan yang dirilis pada 12 Februari, setelah ia melakukan kunjungan ke Venezuela selama 12 hari.

Dalam kunjungan tersebut, Douhan dilaporkan bertemu dengan berbagai tokoh, baik dari pemerintahan maupun masyarakat sipil.


Laporan itu mengungkap dampak negatif dan koersif dari kebijakan keadaan darurat nasional yang diumumkan oleh Presiden AS Barack Obama pada 2015 dan kampanye tekanan maksimum oleh Presiden Donald Trump pada 2019.

"Pelapor Khusus menyerukan kepada semua negara untuk meninjau dan mencabut sanksi yang ditargetkan sesuai dengan hukum internasional... untuk menjamin kemungkinan pejabat negara Venezuela untuk mewakili negara berdasarkan prinsip kesetaraan kedaulatan negara," desak Douhan, seperti dikutip Sputnik, Rabu (17/2).

Menurut Douhan, keadaan darurat nasional tidak sesuai dengan Pasal 4 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik. Tujuan kebijakan tekanan maksimum juga melanggar prinsip kesetaraan kedaulatan negara dan intervensi urusan dalam negeri Venezuela.

Sejumlah tindakan yang ia kutuk adalah pembekuan dan penyitaan properti negara, pemberian sanksi pada orang-orang yang tidak lagi berada di pemerintahan, hingga penargetan sektor ekonomi fundamental Venezuela.

Akibat dari sanksi tersebut, pemerintah Venezuela hanya memiliki 1 persen dari pendapatan yang dimiliki sebelumnya, sehingga membatasi pelayanan sosial dasar dan fungsi pemerintahan.

Sebelumnya, puluhan anggota parlemen AS mengirim surat kepada Presiden Joe Biden untuk mengurangi sanksi karena konsekuensi bencana kemanusiaan terhadap Venezuela.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya