Berita

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson/Net

Dunia

China Batasi Akses Data Corona, PM Boris Johnson Dorong Pembuatan Perjanjian Soal Pandemi

SELASA, 16 FEBRUARI 2021 | 08:38 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Dunia perlu memiliki sebuah perjanjian global mengenai pandemi guna memastikan transparansi data jika wabah kembali terjadi.

Demikian usulan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin (15/2). Usulan tersebut terkait dengan kekhawatiran yang terjadi saat ini, di mana China diduga memberikan akses terbatas untuk data wabah Covid-19 kepada tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Saya pikir yang perlu dilihat dunia adalah kesepakatan umum tentang cara melacak data seputar pandemi zoonosis..., dan kami menginginkan kesepakatan bersama tentang transparansi," ujar Johnson, seperti dikutip Reuters.


"Menurut saya, salah satu ide menarik yang kami lihat dalam beberapa bulan terakhir adalah proposal untuk perjanjian global tentang pandemi," imbuhnya.

Johnson menjelaskan, dalam perjanjian tersebut, negara-negara penandatangan harus menjamin akses data yang mereka miliki untuk menghentikan pandemi kembali terjadi.

Menanggapi usulan tersebut, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel menyatakan dukungannya kepada Johnson. Ia juga berkomitmen untuk bekerja sama untuk mewujudkan usulan tersebut.

Kendati begitu, belum diketahui apakah rencana perjanjian tersebut akan dibahas Johnson dalam pertemuan dengan negara-negara G7 pada Jumat (19/2).

Inggris, bersama Amerika Serikat, menjadi negara-negara yang vokal menyatakan keprihatinan atas keterbatasan akses yang diberikan China kepada tim penyelidik asal-usul virus corona yang dipimpin WHO.

Johnson juga mendukung seruan Presiden AS Joe Biden kepada China untuk memberikan lebih banyak data seputar wabah Covid-19 di Wuhan.

Pandemi Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada akhir 2019. Saat ini pandemi telah menewaskan lebih dari 2,4 juta orang di seluruh dunia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya