Berita

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Panas, Erdogan Desak AS Berhenti Berpihak Pada Teroris PKK Dan Anteknya

SELASA, 16 FEBRUARI 2021 | 06:42 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melemparkan kritik keras kepada pemerintah AS karena negara tersebut dinilai telah berpihak pada PKK dan cabangnya YPG di Suriah.

Kritikan Erdogan itu datang tak lama setelah Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan ikut berbelasungkawa atas penemuan 13 warga Turki selama operasi anti-teror di Irak utara akhir pekan lalu.

Dalam pernyataannya, Amerika ikut mengecam insiden tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya berdiri bersama Turki, seandainya pembunuhan tersebut memang benar dilakukan PKK.

Berbicara di kongres Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) di provinsi Laut Hitam Rize, Erdogan mengatakan bahwa pernyataan AS tersebut sebagai sebuah lelucon.

"Pernyataan AS tentang eksekusi PKK terhadap warga Turki di Irak utara adalah konyol. Mereka mengklaim tidak mendukung PKK, tetapi tentu saja mendukung," katanya, seperti dikutip dari Daily Sabah, Senin (15/2).

"Jika Anda ingin melanjutkan aliansi kami secara global dan di NATO, maka Anda harus berhenti berpihak pada teroris," tambah Erdogan.

Presiden mengatakan bahwa darah orang-orang tak berdosa yang tewas di Irak utara ada di tangan semua yang membela, mendukung, dan bersimpati dengan teroris PKK, merujuk pada 13 orang yang ditemukan tewas.

"Ini bukan pembantaian warga sipil pertama PKK," kata Erdogan, seraya menyerukan agar Presiden baru AS Joe Biden mengenali dengan baik kelompok teroris tersebut.

Pasukan Turki meluncurkan Operasi Claw-Eagle 2 pada 10 Februari untuk mencegah PKK dan kelompok teror lainnya membangun kembali posisi yang digunakan untuk melakukan serangan teror lintas batas di Turki.

Operasi Claw-Tiger dan Claw-Eagle dimulai Juni lalu untuk memastikan keamanan orang dan perbatasan Turki.

Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK - yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan UE - bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi. YPG adalah cabang PKK di Suriah.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya