Berita

PM Inggris Boris Johnson/Net

Dunia

Besarkan Hati Biden, Boris Johnson Tegaskan Konstitusi AS Masih Tetap Kuat Dan Kokoh

SENIN, 15 FEBRUARI 2021 | 10:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perdana Menteri Boris Johnson meyakini bahwa konstitusi AS masih sangat AS kuat dan kokoh, ketika ia mengomentari pembebasan Donald Trump dari persidangan pemakzulan yang menjeratnya. Sidang itu sendiri digambarkan Boris Johnson sebagai 'Keributan'.

"Saya pikir pesan jelas yang kami dapatkan dari persidangan di Amerika adalah bahwa setelah semua bolak-balik dan semua keributan, demokrasi Amerika kuat dan Konstitusi Amerika kuat dan kokoh," katanya dalam siaran CBS, Minggu (14/2).

Pernyataan itu jelas berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden sebelumnya, beberapa saat setelah hasil sidang. Biden mengatakan bahwa demokrasi AS saat ini sangat rapuh.

Boris Johnson kemudian menyanjung sikap Biden yang tetap memberikan apresiasinya terhadap keputusan sidang walau hasilnya mungkin sedikit mengecewakan. Menurutnya, ia banyak belajar dari bagaimana cara Biden memandang sesuatu.

Ia pun mengaku menikmati hubungan yang baik dengan Joe Biden dan Gedung Putih.

"Dan kami senang sekarang, saya sangat senang, memiliki hubungan yang baik dengan Gedung Putih, yang merupakan bagian penting dari misi perdana Inggris. Dan saya telah melakukan percakapan yang baik dengan Presiden Biden, luar biasa. Percakapan tentang cara dia melihat sesuatu," katanya, seperti dikutip dari Indenpendent.

Boris Johnson mengatakan,  ada beberapa perkembangan penting dalam cara pemikiran Inggris dan AS yang bersatu dalam beberapa minggu terakhir, seperti sama-sama  menghadapi tantangan lingkungan. Kedua negara juga bersama-sama menjalin kerja sama perubahan iklim, NATO, dan Iran.

"Beberapa hal yang sekarang kami dengar dari pemerintahan Amerika yang baru, sangat membesarkan hati. Dan kami ingin bekerja sama dengan presiden dalam hal itu," tegasnya.

Boris Johnson juga mendukng seruan Biden baru-baru ini yang mendesak China melakukan upaya keterbukaan terhadap penyelidikan virus corona dan menyerahkan semua informasi kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penyelidikan yang transparan dan tanpa intervensi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya