Berita

Vaksinasi Covid-19/Net

Dunia

15 Juta Orang Inggris Telah Divaksin, PM Johnson: Pencapaian Luar Biasa

SENIN, 15 FEBRUARI 2021 | 09:59 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Inggris dilaporkan telah menyuntik 15 juta orang dengan vaksin Covid-19. Mereka yang telah disuntik masuk ke dalam empat kelompok prioritas.

Setelah menjadi negara pertama di dunia yang memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19, Inggris menetapkan 15 Februari sebagai target untuk memvaksinasi 15 juta orang. Mereka adalah petugas medis, penghuni dan staf panti jompo, semua yang berusia di atas 70 tahun, dan orang yang memiliki tingkat kerentanan tinggi.

"Ini pencapaian luar biasa di seluruh Inggris," ujar Perdana Menteri Boris Johnson dalam pesan video yang diunggahnya di media sosial pada Minggu (14/2).


“Tidak ada yang berpuas diri… Jalan kita masih panjang dan pasti akan ada rintangan di jalan, tapi setelah semua yang kita capai, saya tahu kita bisa maju dengan penuh percaya diri," tambahnya, seperti dikutip Al Jazeera.

Mulai Senin (15/2), Inggris akan memulai melakukan vaksinasi untuk mereka yang berusia antara 65 hingga 69 tahun dan mereka yang masuk kategori rentan Covid-19. Layanan Kesehatan Nasional (NHS) menagtakan, totalnya ada hampir 1,2 juta orang yang masuk ke dalam prioritas tersebut.

Setelah itu, Inggris juga akan melakukan vaksinasi pada semua orang berusia di atas 50 tahun pada Mei, dan semua orang dewasa pada September.

Seiring dengan digelarnya program vaksinasi, tingkat infeksi di Inggris menurun drastis selama beberapa pekan terakhir. Itu juga dibantu dengan upaya penguncian.

Dalam sepucuk surat kepada Perdana Menteri Inggris, para pemimpin Kelompok Konservatif dari Kelompok Pemulihan Covid memuji cepatnya peluncuran vaksin.

“Vaksin memberi kita kekebalan dari Covid, tetapi juga harus memberi kita kekebalan permanen dari penguncian dan pembatasan terkait Covid. Semua pembatasan yang tersisa setelah 8 Maret harus proporsional dengan jumlah orang yang telah kami lindungi yang terus meningkat," tulis mereka.

Tetapi Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan masih terlalu dini untuk membahas kapan pembatasan dapat dicabut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya