Berita

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump/Net

Dunia

Hasil Sidang Pemakzulan Trump Cerminan Pecahnya Suara Internal Partai Republik

SENIN, 15 FEBRUARI 2021 | 09:20 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya sudah mengacaukan situasi internal Partai Republik. Hal tersebut terlihat dari hasil sidang pemakzulan terhadap Trump pada Sabtu (13/2) lalu.

Terdapat tujuh Senator Partai Republik yang bergabung dengan Demokrat untuk menghukum Trump atas kasus hasutan pemberontakan dalam kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari.

Sebanyak 57 suara merupakan dukungan bipartisan paling banyak yang pernah ada untuk pemakzulan. Walaupun itu kurang dari dua pertiga atau 67 suara yang dibutuhkan.

Dengan lolosnya Trump dari pemakzulan, maka ia dapat melancarkan upayanya untuk mencalonkan diri kembali sebagai presiden para pemilu selanjutnya.

Menanggapi kemungkinan tersebut, Gubernur Maryland dari Partai Republik, Larry Hogan mengatakan pertempuran untuk "jiwa" Partai Republik masih akan terjadi.

Dikenal sebagai kritikus Trump, Hogan sendiri mendukung pemakzulan sang mantan presiden.

"Ini belum berakhir," ujarnya, seperti dikutip AFP.

Mengisyaratkan kemungkinan akan mencalonkan diri pada pilpres 2024, Trump disebut-sebut tengah bersiap, termasuk mengumpulkan uang dalam jumlah besar.

Kendati begitu, rencana Trump tersebut menghadapi tantangan dari dalam partai yang luar biasa. Setelah insiden kerusuhan di Capitol Hill, banyak anggota Partai Republik yang meninggalkan Trump, 10 orang di antaranya bahkan mendukung pemakzulan Trump di DPR.

Di sisi lain, menurut Senator Demokrat Chris Murphy, masih banyak anggota Partai Republik yang berada dalam cengkraman Trump.

"Karena mereka sangat takut padanya selama empat tahun terakhir, mereka akan terus takut padanya selama empat tahun ke depan," kata Murphy.

Pemimpin Senat dari Republik, Mitch McConnell sendiri tampaknya bertekad untuk memblokir peran politik Trump di masa depan. Ia juga telah menyatakan ingin mengembalikan Partai Republik kembali ke arah yang lebih tradisional.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya