Berita

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa/Net

Dunia

Tolak Inggris Dan Rusia, Ramaphosa Beli Vaksin Dari Perusahaan Penyumbang Kampanye Pemilu

SENIN, 15 FEBRUARI 2021 | 08:29 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa dituding telah melakukan sabotase terkait kerja sama pembelian vaksin Covid-19 dari Inggris dan Rusia.

Beberapa waktu lalu Afrika Selatan telah menyepakati pembelian satu juta dosis vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford. Namun kesepakatan tersebut dibatalkan dan Afrika Selatan beralih membeli Johnson & Johnson (J&J).

Dikutip dari Sputnik pada Senin (15/2), beralihnya kesepakatan tersebut diduga terkait dengan perusahaan produsen vaksin Aspen Pharmace yang telah memiliki lisensi J&J.


Ketika pemilu Afrika Selatan 2017, Ramaphosa dan partai politiknya, Kongres Nasional Afrika (ANC), menerima sumbangan dari eksekutif Aspen Pharmace, Stavros Nicolaou sebesar 150 ribu Rand secara pribadi. Perusahaan juga memberikan jutaan Rand untuk kampanye Ramaphosa.

"Seseorang membukakan pintu untuk Aspen, mereka mendapatkan segalanya di piring perak dengan bantuan dari atas," klaim seorang pejabat, seperti dimuat The Sunday Independent

Melalui kesepakatan dengan Aspen, Afrika Selatan akan menerima 80 ribu dosisi vaksin pada pekan depan dan 500 ribu lainnya dikirim secara berkala selama empat bulan ke depan.

Kendati begitu, Otoritas Pengaturan Produk Kesehatan Afrika Selatan (SAHPRA) sendiri belum memberikan izin penggunaan untuk vaksin J&J.

Menurut sumber lain, Ramaphosa dengan sengaja melemahkan Menteri Kesehatan Zweli Mkhize dengan mempolitisasi keadaan darurat dan akhirnya mengambil keputusan membeli vaksin.

Padahal, menurut satu sumber, Mkhize saat ini tengah menggodok kesepakatan pembelian vaksin Sputnik V yang dibuat oleh Institut Gamaleya Rusia, namun akhirnya ditolak Ramaphosa.

"Ramaphosa tidak menghormati Zweli, dia memperlakukannya seperti anak kecil,” kata sumber itu.  

“Ketika pandemi pecah, pemerintah China mendekati menteri dengan sumbangan lebih dari satu juta Alat Pelindung Diri (APD), tetapi presiden hentikan donasi itu karena itu akan membuat Mkhize bersinar," lanjutnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya