Ahli WHO Peter Daszak/Net
Laporan media AS New York Times (NYT) yang dalam laporannya menyebut China menolak menyerahkan data sensitif kepada para ahli WHO, membuat marah sejumlah pakar organisasi yang baru-baru ini terlibat dalam penyelidikan asal-usul virus corona di Wuhan.
Para ahli itu mengatakan, media tersebut telah memelintir kata-kata mereka dan membayangi upaya WHO untuk mengungkap asal-usul virus.
Dalam laporannya yang berjudul 'On WHO Trip, China Refused to Hand Over Important Data' (Dalam Perjalanan WHO, China Menolak Menyerahkan Data Penting), NYT menuduh China gagal membagikan data penting yang dapat membantu mengidentifikasi asal virus dan mencegah wabah di masa mendatang.
Tak lama setelah laporan itu terbit, dua ahli WHO Peter Daszak dan Thea Kolsen Fischer, langsung mengecam salah satu media terbesar AS itu.
Daszak, ahli zoologi Inggris yang ikut jadi bagian dari tim ahli WHO, mengatakan di akun Twitter pribadinya, bahwa apa yang dilakukan NYT sangat memalukan.
"Mengecewakan menghabiskan waktu bersama jurnalis, menjelaskan temuan kunci dari pekerjaan kami yang melelahkan selama sebulan di China, melihat kolega kami secara selektif salah mengutip agar sesuai dengan narasi yang ditentukan sebelum pekerjaan dimulai. Malu padamu @nytimes! †cuit Daszak marah, seperti dikutip dari
GT, Minggu (14/2).
Sementara Fischer, ahli epidemiologi Denmark di tim tersebut menggemakan pernyataan Daszak di akun Twitternya.
"Kutipan kami sengaja diputarbalikkan, memberikan bayangan pada karya ilmiah yang penting," cuitnya.
Sementara itu, pengamat China mengatakan mereka tidak terkejut dengan laporan tak berdasar NYT, mengingat media Barat memang bersikeras mempolitisasi penyelidikan asal-usul virus.
Profesor Universitas Peking, Zhang Yiwu berpendapat bahwa selama WHO menyelidiki asal-usul virus di Wuhan, media Barat mendorong teori seolah China bersalah dan menjadi oenyebab pandemi Covid-19.
"Sepanjang perjalanan tim ahli WHO di Wuhan, tujuan media Barat adalah mendorong teori mereka bahwa China bersalah menyebabkan pandemi Covid-19 dan menyembunyikan informasi," ujarnya.
Menurutnya, beberapa media Barat menjadi sangat putus asa karena hasil yang dirilis para ahli WHO pada konferensi pers bertentangan dengan apa yang mereka harapkan. Alhasil, mereka membuat laporan palsu dan memutarbalikkan kata-kata para ahli. Tujuannya, untuk terus menghipnotis teori konspirasi mereka tentang China.
"Negara-negara yang menuduh China berusaha menyembunyikan informasi atau mencegah ahli WHO menyelidiki bahkan tidak akan mengizinkan tim ahli WHO memasuki negara mereka untuk menyelidiki," kata Zhang, mengecam standar ganda mereka.