Berita

Protes Myanmar/Net

Dunia

Efek Kudeta, UNHCR Desak Malaysia Batalkan Rencana Deportasi 1.200 Warga Myanmar

SABTU, 13 FEBRUARI 2021 | 07:07 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rencana pemerintah Malaysia mendeportasi 1.200 warga Myanmar untuk kembali ke negara mereka, mendapat tentangan dari Badan pengungsi PBB pada Jumat (12/2) waktu setempat.

Keputusan pemerintah Malaysia diambil setelah pihak militer Myanmar, yang merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari lalu, menawarkan diri untuk mengirim tiga kapal angkatan laut untuk menjemput warga yang ditahan di pusat penahanan imigrasi Malaysia, kata para pejabat dan sumber terkait kepada Reuters minggu ini.

"Prinsip non-refoulement berlaku juga di Malaysia sebagai bagian dari hukum kebiasaan internasional yang mengikat semua negara bagian," kata Yante Ismail, juru bicara United Nations High Komisaris untuk Pengungsi di Kuala Lumpur, lewat email yang dikirmkan ke Reuters.


Pada Kamis (11/2), Direktur Jenderal Imigrasi Malaysia, Khairul Dzaimee Daud, membenarkan bahwa 1.200 warga Myanmar akan dikirim kembali tetapi tidak mengatakan apakah ada di antara mereka adalah pengungsi.

Malaysia tidak secara resmi mengakui orang yang datang tanpa dokumen resmi sebagai pengungsi, melainkan menganggap mereka sebagai migran ilegal.

Malaysia sendiri selama ini menjadi rumah bagi lebih dari 154.000 pencari suaka dari Myanmar.

Di masa lalu, orang-orang dari Myanmar yang ditahan di Malaysia termasuk anggota etnis Chin, Kachin dan komunitas Muslim Rohingya yang melarikan diri dari konflik dan penganiayaan.

Kelompok hak asasi manusia telah menyatakan keprihatinan atas keselamatan pengungsi Myanmar setelah kudeta militer.

UNHCR mengatakan pihak berwenang Malaysia belum memberitahukannya tentang deportasi tersebut tetapi khawatir bahwa "sejumlah" dari mereka yang ditahan mungkin memerlukan perlindungan internasional, termasuk wanita dan anak-anak yang rentan.

UNHCR belum diizinkan masuk ke pusat-pusat penahanan Malaysia sejak Agustus 2019, mencegahnya untuk dapat mengidentifikasi pengungsi dan tidak memberikan jalan keluar bagi para pencari suaka.

Malaysia telah memperkuat pendiriannya tentang imigrasi selama pandemi Covid-19, dan menangkap ribuan migran yang tidak memiliki dokumen resmi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya