Berita

Guantanamo/Net

Dunia

Biden Luncurkan Tinjauan Resmi Untuk Rencana Penutupan Guantanamo

SABTU, 13 FEBRUARI 2021 | 06:04 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Amerika Serikat Joe Biden ingin menutup penjara di Teluk Guantanamo. Seorang pejabat Gedung Putih pada Jumat (12/2)mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah meluncurkan tinjauan resmi tentang masa depan penjara militer AS tersebut.

Para staf yang terlibat dalam diskusi internal mengenai masalah penjara Guantanamo (GTMO) sedang mempertimbangkan tindakan eksekutif yang akan ditandatangani oleh Biden dalam beberapa minggu mendatang.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) Emily Horne mengatakan, NSC  akan bekerja sama dengan Departemen Pertahanan, Negara, dan Kehakiman untuk mendorong kemajuan menuju penutupan fasilitas GTMO, dan juga berkonsultasi dengan Kongres.

"NSC sedang dalam tahap petinjauan dan penilaian mengenai kondisi saat ini yang diwariskan dari pemerintahan sebelumnya kepada Biden. Sejalan dengan tujuan kami yang lebih luas untuk menutup Guantanamo," katanya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/2)

Ini adalah upaya baru untuk menghapus apa yang oleh para pendukung hak asasi manusia disebut sebagai noda pada citra global Amerika.
 
Sebelumnya, rencana penutupan penjara itu masih menghadapi tantangan keras di kalangan militer dan intelijen AS. Terutama karena para tahanan yang tersisa akan berada di bawah yurisprudensi sipil.

Penutupan fasilitas penahanan Guantanamo di Kuba adalah janji kampanye Obama ketika ia pertama kali maju dalam pemilihan presiden AS pada 2008. Kemudian Obama berhasil mengurangi populasi Guantanamo dengan menggunakan Dewan Peninjau Berkala yang dibentuk khusus untuk mengirim banyak tahanan kembali ke negara asal mereka, seperti dikutip dari Asia Times.

Namun, upayanya untuk menutup penjara itu mendapat tentangan dari Kongres.

Ketika Donald Trump berkuasa, rencana itu semakin terkubur. Trump membiarkan penjara lepas pantai itu tetap terbuka selama empat tahun, meskipun tak ada yang dikirim ke sana selama jabatannya.

Saat ini, masih ada 40 tahanan di sana, di mana sebagian besar ditahan selama hampir dua dekade, tanpa dituntut atau diadili.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya