Berita

Aksi protes petani/Net

Dunia

India Minta Twitter Hapus 1.178 Akun Yang Ikut Memanasi Aksi Protes Petani

SENIN, 08 FEBRUARI 2021 | 16:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah India telah meminta perusahaan media sosial Twitter untuk menghapus akun-akun yang menurut negara itu didukung oleh saingan berat mereka, Pakistan, atau dioperasikan oleh simpatisan gerakan separatis Sikh.

Informasi tersebut disampaikan oleh dua sumber kementerian teknologi India pada Senin (8/2). Tak tanggung-tanggung, jumlah akun yang diminta untuk dihapus sebanyak 1.178 pengguna.

Badan keamanan India mengatakan beberapa akun dioperasikan dari luar negeri, kata salah satu sumber, yang menolak untuk disebutkan namanya. Perintah itu juga melibatkan akun Twitter beberapa pendukung gerakan untuk tanah air Sikh merdeka bernama Khalistan, seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/2).

Sumber tersebut menambahkan, banyak dari akun ini membagikan dan memperkuat informasi yang salah dan konten provokatif tentang protes petani yang sedang berlangsung di India.

Twitter sendiri tidak mengonfirmasi atau menyangkal apakah telah mematuhi perintah terbaru itu, tetapi mereka mengatakan, selalu meninjau konten berdasarkan aturan dan hukum setempat ketika menerima permintaan hukum tentang kemungkinan posting ilegal.

“Jika konten melanggar Peraturan Twitter, konten tersebut akan dihapus dari layanan,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

“Jika dianggap ilegal di yurisdiksi tertentu tetapi tidak melanggar Aturan Twitter, kami dapat menahan akses ke konten di lokasi saja,” lanjutnya.

Perusahaan media sosial AS itu juga mengatakan mereka berhati-hati untuk meninjau permintaan hukum, yang mungkin berusaha membatasi kebebasan berekspresi, seraya menambahkan bahwa diperlukan perhatian ekstra untuk meninjau permintaan yang terkait dengan jurnalis atau pidato politik.

Puluhan ribu petani berkemah di pinggiran ibu kota India, New Delhi, selama berbulan-bulan menuntut pencabutan undang-undang pertanian baru. Mereka menuntut penarikan undang-undang pertanian baru, yang mereka katakan hanya menguntungkan pembeli swasta dengan mengorbankan para petani.

Sementara pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan reformasi justru membuka peluang baru bagi petani.

Twitter awal bulan ini menolak untuk mematuhi arahan pemerintah India untuk memblokir lebih dari 250 akun dan posting, sebuah langkah yang telah menempatkan raksasa media sosial itu di tengah badai politik di salah satu pasar utamanya.

Alih-alih menuruti permintaan, CEO Jack Dorsey sempat menggemparkan publik India setelah dia menyukai tweet yang menyarankan perusahaan harus mempertimbangkan untuk membuat emoji khusus untuk protes petani.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya