Berita

Biksu Buddha berbaris bersama pengunjuk rasa selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar 8 Februari 2021/Net

Dunia

Bawa Bendera Warna-warni, Bhiksu Buddha Ikut Turun Ke Jalan Menentang Kudeta Myanmar

SENIN, 08 FEBRUARI 2021 | 16:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sekelompok biksu berjubah kunyit terlihat berada di tengah aksi protes bersama barisan para pekerja dan mahasiswa di Yangon. Mereka mengibarkan bendera Buddha warna-warni di samping spanduk merah dengan warna khas NLD.

Di antara bendera, beberapa plakat bertuliskan tuntutan nampak diangkat tinggit-tinggi. ‘Bebaskan Pemimpin Kami, Hormati Suara Kami, Tolak Kudeta Militer’, kata salah satu tulisan di spanduk. Spanduk lainnya bertuliskan ‘Selamatkan Demokrasi’ dan ‘Katakan Tidak pada Kediktatoran’.

Lebih dari sepekan aksi protes mewarnai Myanmar yang terus bergejolak pasca kudeta militer. Publik yang tak setuju dengan peralihan kekuasaan dari pemerintahan sipil ke kuasaan milter kembali turun ke jalan untuk menyuarakan protes walau banyak kekhawatiran akan tindakan keras aparat keamanan.

Seruan untuk bergabung dalam protes dan untuk mendukung kampanye pembangkangan sipil telah tumbuh lebih kuat dan terorganisir, sejak meluasnya kecaman dunia internasional atas kudeta yang terjadi pekan lalu itu.

Hari ini, Senin (8/2), massa kembali turun ke jalan dengan misi yang sama, mendesak militer menghentkan kudeta dan membebaskan Aung San Suu Kyi yang ditahan bersama sejumlah petinggi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

“Kami petugas kesehatan memimpin kampanye ini untuk mendesak semua staf pemerintah untuk bergabung dengan (gerakan pembangkangan sipil),” kata Aye Misan, seorang perawat di sebuah rumah sakit pemerintah pada sebuah protes di kota terbesar Yangon, seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/2).

“Pesan kami kepada publik adalah bahwa kami bertujuan untuk sepenuhnya menghapus rezim militer ini dan kami harus berjuang untuk takdir kami,” ujarnya.

Di kota pesisir tenggara Dawei dan di ibu kota negara bagian Kachin di ujung utara, ribuan orang berbaris menciptakan kerumunan besar. Uniknya, mereka yang ikut berdemo termasuk yang selama ini mengkritik Suu Kyi dan menuduh pemerintahnya lalai dan mengabaikan minoritas.

Sejauh ini aksi-aksi itu berlangsung damai, tidak seperti penumpasan berdarah selama protes luas sebelumnya yang terjadi pada 1988 dan 2007.

Namun, kekhawatiran itu tetap saja ada, saat sebuah konvoi truk militer terlihat melintas ke Yangon pada Minggu malam waktu setempat.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Masyarakat Tidak Perlu Panik, DPR Pastikan Distribusi Gas Melon Lancar

Senin, 10 Februari 2025 | 23:18

Polres Pelabuhan Belawan Tangkap Empat Pelaku Tawuran, Hasil Tes Urine Positif Narkoba

Senin, 10 Februari 2025 | 22:50

Dekatkan Dunia Usaha dengan Mahasiswa, UNHAS Gandeng Asprindo

Senin, 10 Februari 2025 | 22:31

Faizal Assegaf: Raja Kecil itu Bahlil

Senin, 10 Februari 2025 | 22:20

Polda Metro Jaya: Pers Berikan Manfaat Bagi Polisi dan Masyarakat

Senin, 10 Februari 2025 | 22:08

Ketua Komisi V: Anggaran IKN Diblokir Bukan Berarti Dihentikan

Senin, 10 Februari 2025 | 22:02

Jenderal Agus Subiyanto Rotasi 65 Pati, Paling Banyak Matra Angkatan Darat

Senin, 10 Februari 2025 | 21:56

Wariskan Banyak Masalah, Jokowi Harus Diseret ke Penjara

Senin, 10 Februari 2025 | 21:51

Tim Transisi Pramono-Rano Pastikan Warga Tak Terkendala Air Bersih

Senin, 10 Februari 2025 | 21:46

Ted Sioeng Akui Sempat Kabur ke Singapura, Diringkus di China

Senin, 10 Februari 2025 | 21:44

Selengkapnya