Berita

Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng/Net

Politik

Pelemahan Kran Ekspor Impor Akan Bikin APBN 2021 Bangkrut

MINGGU, 07 FEBRUARI 2021 | 14:56 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Perekonomian Indonesia tahun ini diprediksi ambruk lantaran kran ekspor dan impor cukup terimbas terhadap pandemi corona yang sudah hampir setahun melanda.

Menurut peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, pelemahan ekspor impor bahkan berujung pada bangkrutnya APBN.

Berdasarkan data BPS, ekspor dan impor sektor migas maupun nonmigas tahun 2020 lalu, ekspor menurun 2,6 persen, dan impor menurun 17,34 persen.


"Dengan ambruknya penurunan ekspor menurunkan devisa negara dari ekspor. Namun, penurunan impor menunjukkan bahwa kinerja industri sedang memburuk mengingat 70 persen impor adalah bahan baku industri," kata Salamuddin Daeng, Minggu (7/2).

Ia mengamini adanya surplus ekonomi sebesar 21,74 miliar dolar per Januari hingga Desember 2020. Namun angka tersebut menerangkan bahwa surplus yang dihasilkan oleh pelemahan ekonomi.

"Bukan surplus yang baik dan atau bukan surplus yang bermanfaat bagi ekonomi. Justru, surplus ini melemahkan ekonomi," sambungnya.

Ia menjelaskan, suplus sebagian besar dikontribusikan akibat penurunan impor nonmigas atau bahan baku industri. Dengan ditambah penurunan impor migas, kata dia, ada penurunan kinerja ekonomi yang ditandai berkurangnya konsumsi BBM Indonesia secara signifikan.

Melihat kecenderungan tersebut, ia memprediksi keadaan tahun 2021 tak akan jauh berbeda dengan tahun lalu di mana ekonomi Indonesia masih akan melemah.

"Belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir, bahkan kian parah. Ditambah dengan bencana alam dan lain-lain. Yang jadi masalah akibat pelemahan ekonomi adalah semakin merosotnya penerimaan negara dari pajak. Akibatnya pemerintah terancam bangkrut," tegasnya.

Sementara itu, utang luar negeri yang selama ini menjadi tumpuan pemerintah dinilai tidak bisa didapatkan dengan mudah. Pemerintah juga sudah menarik utang besar dari dana masyarakat dalam negeri seperti dana deposito dan dana publik untuk membiayai APBN.

"Namun ini bakal mewariskan utang yang sangat besar kepda masyarakat. Karena dana masyarakat dipakai untuk menutup defisit APBN," tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya