Berita

Presiden Venezuela Nicolas Maduro/Net

Dunia

AS Tetap Dukung Guaido, Biden Masih Enggan Buka Komunikasi Dengan Nicolas Maduro

KAMIS, 04 FEBRUARI 2021 | 11:49 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Keinginan Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk meningkatkan hubungan dengan AS pasca lengsernya Donald Trump, sepertinya belum mendapat tanggapan yang positif dari pemerintahan baru Presiden Joe Biden.

Hal itu dikonfirmasi oleh juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, pada Rabu (3/2) waktu setempat. Menyebut Maduro sebagai 'diktator', dia mengatakan AS tidak berencana untuk membuka kontak langsung dengan pemimpin sayap kiri tersebut dalam waktu dekat ini.

"Kami tentu tidak mengharapkan adanya kontak dengan Maduro dalam waktu dekat," ujarnya, seperti dikutip dari AFP, Kamis (4/2).

Price justru mengatakan bahwa Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris akan melanjutkan kebijakan Trump yang mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara.

"Tujuan utama dari pemerintahan Biden-Harris adalah untuk mendukung transisi demokratis dan damai di Venezuela melalui pemilihan presiden dan parlemen yang bebas dan adil," ujar Price, menekankan pemerintahan Biden-Harris akan membantu rakyat Venezuela membangun kembali kehidupan negara itu.

"Maduro adalah seorang diktator. 'Salah urus'-nya telah menghasilkan salah satu krisis kemanusiaan paling mengerikan yang pernah terjadi di belahan bumi ini," ujarnya.

Sementara Maduro setelah pelantikan Biden mengatakan dia ingin menempa 'jalan baru' dengan Amerika Serikat setelah kekalahan Trump.

Pemimpin Venezuela itu juga menyerukan hubungan yang didasarkan pada saling menghormati, dialog, komunikasi, dan pemahaman.

Trump pada Januari 2019 menyatakan bahwa Maduro tidak sah dan harus lengser, dengan lebih dari 50 negara lain termasuk sebagian besar Eropa dan Amerika Latin setuju bahwa Guaido adalah presiden sementara yang sah.

Tetapi terlepas dari kampanye sanksi yang intens oleh Trump, Maduro tetap berkuasa dan menikmati dukungan berkelanjutan dari militer serta Rusia, China, dan Kuba.

Lebih dari lima juta orang Venezuela telah melarikan diri dalam beberapa tahun terakhir karena mereka melarikan diri dari ekonomi yang runtuh di mana makanan dan obat-obatan menjadi tidak terjangkau bagi banyak orang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya