Berita

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad/Net

Bisnis

Indef Minta Pemerintah Ambil Langkah Ekstrem Bagi Perekonomian, Lockdown Jawa

KAMIS, 04 FEBRUARI 2021 | 10:56 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kebijakan pemerintah dalam hal menangani pandemi Covid-19 sekaligus perekonomian nasional dinilai belum tepat oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef).

Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad mengatakan, keputusan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro semacam mengulang kondisi yang pernah terjadi pada tahun 2020 lalu.

Pasalnya, dalam Rapat Terbatas (Ratas) penanganan pandemi Senin lalu (1/2) Presiden Joko Widodo, menurut Tauhid, memperllihatkan satu sikap yang meprioritaskan kedua hal tersebut, ketika mengevaluasi PPKM yang tidak efektif tapi di sisi yang lain juga mempersoalkan kondisi ekonomi yang turun juga.

"Saya melihat ini seperti mengulang apa yang terjadi di 2020, ketika kita sadar kesehatan prioritas serta ekonomi prioritas. Dan sekarang ini dua-duanya dipertimbangkan," ujar Tauhid saat menjadi narasumber di dalam program Satu Meja Kompas TV, Rabu (3/2).

Selama hampir setahun penanganan Covid-19 dilakukan pemerintah, Tauhid memandang belum ada kebijakan penanganan pandemi yang memberikan perubahan signifikan terhadap perekonomian nasional.

"Hampir 10-11 bulan ini masyarakat sudah cukup menderita. Kalau pola ini diterapkan saya khawatir akan lebih panjang," ungkapnya.

Oleh karena itu, Tauhid memandang kebijakan penanganan Covid-19 sekaligus pemulihan ekonomi nasional yang sudah dijalankan selama 11 bulan tidak efektif. Justru dia memprediksi dampak ekonominya akan berkepanjangan jika diteruskan.

Sehingga, dia menyarankan kepada pemerintah agar mengambil langkah kebijakan yang fundamental dari segi penanganan pendeminya terlebih dahulu. Karena, kegiatan ekonomi sangat bergantung pada perbaikan kondisi Covid-19.

"Kita harus ambil posisi yang paling ekstrim. Pilihan lockdown full pada katakanlah pulau Jawa itu menjadi cukup kita pertimbangkan," ungkapnya.

"Betul ekonomi akan lebih sufer disatu titik tertentu, tetapi kita akan jauh punya kepastian lebih baik, demikian Tauhid Ahmad.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya