Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden/Net
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menawarkan diri untuk menjadi mediator antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara. Hal itu disampaikan Moon saat melakukan panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden pada Kamis (4/2),
Cheong Wa Dae mengumumkan, Moon dan Biden juga sepakat untuk menyusun strategi komprehensif terkait isu Korea Selatan.
Jurubicara Moon, Kang Min-seok menyebut Biden berjanji melakukan kerja sama erat dengan Seoul untuk mencapai denuklirisasi Semenanjung Korea.
Sementara Moon juga mengusulkan agar kedua belah pihak bersama-sama memajukan proses pembangunan kawasan.
Dalam percakapan selama setengah jam itu, kedua pemimpin menegaskan kembali aliansi Seoul-Washington yang telah berlangsung selama tujuh dekade.
Dimuat
Yonhap, mereka sepakat untuk mengembangkannya sebagai aliansi yang komprehensif dan strategis untuk berkontribusi dalam mempromosikan demokrasi, hak asasi manusia, dan multilateralisme di dunia, di luar semenanjung dan kawasan Indo-Pasifik.
Terkait Jepang, kedua pemimpin memiliki pandangan yang sama perihal pentingnya meningkatkan hubungan Seoul-Tokyo, serta penguatan kemitraan keamanan trilateral.
Kang menyebut, Moon dan Biden setuju untuk mengadakan pertemuan puncak sesegera mungkin setelah situasi pandemi Covid-19 terkendali.
"Saya baru saja melakukan percakapan yang menyenangkan dengan Presiden JoeBiden. Saya menyambut 'kembalinya Amerika' di tengah tantangan global yang meningkat seperti Covid-19, perubahan iklim, dan polarisasi ekonomi," tulis Moon di akun media sosialnya.
Itu merupakan percakapan Moon dan Biden yang pertama setelah pelantikan Presiden AS pada 20 Januari. Keduanya sempat bercakap dalam panggilan telepon pada 12 November, setelah Biden dinyatakan menang dalam Pilpres AS.