Berita

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres/Net

Dunia

Sekjen PBB Antonio Gutteres Himpun Kekuatan Internasional Demi Gagalkan Kudeta Militer Myanmar

KAMIS, 04 FEBRUARI 2021 | 08:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dunia internasional terus berupaya menyerukan agar pihak militer Myanmar segera menghentikan aksi mereka mengkudeta pemerintahan. Terbaru, seruan itu datang dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres.

Gutteres, pada Rabu (3/2) bahkan berjanji untuk memobilisasi tekanan internasional yang cukup terhadap militer Myanmar untuk memastikan bahwa kudeta tersebut gagal.  

"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memobilisasi semua aktor kunci dan komunitas internasional untuk memberikan tekanan yang cukup pada Myanmar untuk memastikan bahwa kudeta ini gagal," kata Guterres dalam wawancara yang disiarkan oleh Washington Post, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/1).

“Ini benar-benar tidak dapat diterima setelah pemilu - pemilu yang saya yakini berlangsung normal - dan setelah periode transisi yang besar," lanjutnya.

Pengambilalihan militer memotong transisi panjang Myanmar menuju demokrasi dan mengundang kecaman dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang sedang merundingkan kemungkinan pernyataan. Draf awal yang diajukan oleh Inggris mengutuk kudeta tersebut, dan menyerukan agar militer menghormati supremasi hukum dan hak asasi manusia dan segera membebaskan mereka yang ditahan.

Namun, pernyataan semacam itu harus disepakati dengan konsensus dan para diplomat mengatakan bahasa tersebut kemungkinan perlu diperhalus untuk mendapatkan dukungan dari China dan Rusia, yang secara tradisional melindungi Myanmar di Dewan Keamanan.

Guterres mengatakan semua yang ditahan oleh militer selama kudeta harus dibebaskan dan ketertiban konstitusional dipulihkan.

"Saya berharap akan memungkinkan untuk membuat militer di Myanmar memahami bahwa ini bukan cara untuk memerintah negara dan ini bukan cara untuk bergerak maju," katanya.

Tentara Myanmar menahan pemimpin negara Aung San Suu Kyi dan sejumlah petinggi lainnya pada hari Senin (1/2) sebagai tanggapan atas kecurangan pemilu, menyerahkan kekuasaan kepada kepala militer Min Aung Hlaing, dan memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun.

Sementara, pada Rabu (3/2), polisi Myanmar mengatakan, bahwa mereka telah mengajukan tuntutan terhadap Suu Kyi karena mengimpor peralatan komunikasi secara ilegal.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya