Berita

Api abadi di kompleks memoriam Genosida Armenia di Yerenan, Armenia/Net

Dunia

Sejarawan Prancis Tolak Adanya Genosida Terhadap Orang Armenia Oleh Ottoman Pada 1915

MINGGU, 31 JANUARI 2021 | 08:48 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sejarawan asal Prancis Maxime Guan menolak mengakui adanya peristiwa genosida terhadap orang-orang Armenia pada 1915. Ia menyebut tidak ada pembataian sistematis ketika itu.

Guan menuturkan kepindahan yang dilakukan oleh 350 ribu orang Armania Ottoman terjadi karena keamanan nasional. Ia sendiri memulai penelitian tentang peristiwa 1915 pada 2006 hingga 2007 dalam rangka memenuhi sebagian gelar Ph.D.

Menurutnya, di antara indikasi kuat bahwa tidak terjadi genosida sistematis adalah perintah jelas yang dikeluarkan oleh pemerintah Ottoman untuk melindungi warga Armenia dan menghukum mereka yang dituduh terlibat dalam peristiwa yang terjadi antara tahun 1915 hingga 1917.


Dimuat Anadolu Agency pada Sabtu (30/1), Guan mengaku terkejut dengan langkah parlemen Prancis yang melegitimasi klaim Armenia tentang peristiwa tahun 1915.

"Tidak dapat diterima untuk berbicara tentang korban Armenia dan mengabaikan korban Muslim," ujar Guan.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti bagaimana Prancis menjadikan buku The Treatment of Armenians in the Ottoman Empire atau The Blue Book oleh Arnold Toynbee yang dianggapnya menyebarkan informasi palsu.

Mengacu pada partisipasi Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam perjamuan yang diselenggarakan oleh Ara Toranian, mantan pemimpin kelompok teror Tentara Rahasia Armenia untuk Pembebasan Armenia (ASALA), Guan menuduh pemerintah Prancis menderita "amnesia" dengan mencatat bahwa pada 1980-an Polisi Prancis melakukan operasi yang berhasil melawan organisasi teror tersebut.

"Tentang apa yang dilakukan Macron, saya lebih suka mengatakan bahwa ini adalah amnesia yang tragis di puncak pemerintahan negara. Situasi ini tidak hanya terkait dengan masalah Armenia," jelas Guan.

Armenia dan sejumlah negara di dunia menuntut agar Turki mengakui apa yang terjadi selama deportasi pada tahun 1915 sebagai "genosida" dan mereka meminta kompensasi.

Peristiwa 1915 terjadi selama Perang Dunia I ketika sebagian dari populasi Armenia yang tinggal di Kekaisaran Ottoman berpihak pada invasi Rusia dan memberontak melawan kekaisaran. Kekaisaran Ottoman merelokasi orang-orang Armenia di Anatolia timur setelah pemberontakan dan ada korban orang Armenia selama proses tersebut.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya