Berita

Herman Herry diminta mundur sebagai anggota DPR RI/Net

Politik

Herman Herry Masih Berkantor Di DPR Meski Tersangkut Dugaan Korupsi Bansos, Satyo Purwanto: Etikanya Dia Harus Mundur

KAMIS, 28 JANUARI 2021 | 09:37 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sikap bijak seharusnya ditunjukkan Ketua Komisi III DPR RI, Herman Herry, saat namanya mulai masuk dalam pusaran kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) sembako untuk wilayah Jabodetabek 2020.

Anggota DPR dari Fraksi PDIP itu seharusnya mundur dari jabatannya sebagai wakil rakyat, karena diduga mengetahui dan terlibat kasus dugaan suap bansos yang telah menjerat mantan Menteri Sosial, Juliari Peter Batubara.

Dikatakan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, tugas utama anggota DPR secara substantif adalah menjalankan amanat rakyat serta menjaga kepercayaan rakyat.

"Mirisnya hal itu adalah fenomena langka hingga kita kesulitan mencari legalitas moral bila seorang anggota DPR dianggap telah cedera kredibilitasnya, terlebih tersangkut dugaan korupsi tapi masih berkantor di Gedung DPR. Kita prihatin karena (dia) masih memimpin komisi hukum yang mulia," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (28/1).

Karena, menurut Satyo, PDIP sebagai partai pemenang Pemilu tentu memiliki komitmen pemberantasan korupsi. Pun pasti setuju dengan konsep pemerintahan yang bersih, meskipun beberapa elitenya diduga terlibat dalam tindak pidana korupsi bansos.

"Partai atau secara sendiri etikanya yang bersangkutan (Herman Herry) harusnya mundur dari posisi Ketua Komisi III," tegas Satyo.

Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) ini menilai, anggota DPR adalah jabatan politik yang orang di dalamnya seperti cermin retak bila ada dugaan tindak pidana.

Sehingga, sudah semestinya sudah cukup untuk mundur atau partai yang me-recall. Apalagi, modal utama partai politik adalah kredibilitas dan integritas.

"Namun sayang kultur tersebut masih sulit terjadi di Republik ini," pungkas Satyo.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya