Berita

Potret eks Menteri Sosial Juliari Batubara bersama Presiden Joko Widodo/Net

Hukum

Aktivis Haris Rusly Khawatir Nasib Juliari Seperti Harun Masiku, Hilang Tanpa Jejak

SENIN, 25 JANUARI 2021 | 05:40 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pengusutan kasus korupsi bantuan sosial (Bansos) Covid-19 yang menjerat eks Menteri Sosial Juliari Peter Batubara harus benar-benar diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga tuntas.

Sebab tak sedikit yang menduga kasus dugaan korupsi bansos Covid-19 ini turut melibatkan sejumlah politisi dan elite. Terlebih hingga kini Juliari yang bernaung di PDIP masih bungkam saat diperiksa lembaga pimpinan Firli Bahuri tersebut.

Soal bungkamnya Juliari, tokoh Papua, Christ Wamea menduga ada hal yang sengaja ditutupi oleh Juliari.

"Pasti ada sesuatu yang besar ditutupi oleh Juliari Batubara karena dia bukan sembarang di PDIP. Orang baik pasti bagi-bagi dengan orang baik," tulisnya di akun Twitter seperti dikutip redaksi, Senin (25/1).

Dalam perjalanan kasusnya, muncul dugaan keterlibatan dua politisi PDIP, yakni Herman Herry dan Ihsan Yunus. Dalam laporan Tempo, kantor milik vendor perusahaan yang telah digeledah KPK diduga terafiliasi dengan kedua politisi tersebut.

Beberapa di antaranya PT Anomali Lumbung Artha di Gedung Patra Jasa, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan yang sahamnya dipegang Teddy Munawar, Febri Suhandi, Ubayt Kurniawan dan PT Anomali Lintas Cakra.

Kemudian, PT Dwimukti Graha Elektindo yang berada di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Saham perusahaan tersebut dilaporkan milik Herman Herry dan istrinya, Vonny Kristiani.

Pengungkapan kasus bansos Covid-19 tersebut harus benar-benar menjadi perhatian serius. Bila tidak, bukan tidak mungkin kasus tersebut menguap seperti halnya keberadaan eks Caleg PDIP, Harun Masiku dalam kasus suap PAW anggota DPR RI yang tak kunjung ditemukan keberadaannya.

"Sobat, aku mengkhawatirkan nasibnya Julian (Juliari) Batubara, jangan sampai tiba-tiba moksa ke langit ke tujuh tanpa jejak kayak Harun Masiku," jelas aktivis Haris Rusly Moti.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya