Berita

Penandatanganan kesepakatan damai antara Amerika Serikat dan Taliban/Net

Dunia

Afghanistan Sambut Keputusan AS Untuk Tinjau Kesepakatan Dengan Taliban

MINGGU, 24 JANUARI 2021 | 11:46 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Afghanistan menyambut keputusan yang diambil pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk meninjau kembali kesepakatan yang disetujui dengan Taliban pada Februari 2020.

Jurubicara kepresidenan, Sediq Sediqqi mengatakan, perjanjian AS-Taliban yang disepakati di bawah kepemimpinan mantan Presiden Donald Trump telah gagal mencapai tujuan. Ia menegaskan bahwa Taliban tidak memenuhi komitmennya untuk mengakhiri kekerasan dan melakukan gencatan senjata.

"Taliban tidak memenuhi komitmennya," ujar Sediqqi, seperti dikutip Anadolu Agency, Sabtu (23/1).

Penasihat keamanan nasional AS yang baru, Jake Sullivan juga telah melakukan percakapan dengan timpalannya dari Afghanistan, Hamdullah Mohib.

Dalam percakapan dengan Sullivan, Mohib mengatakan bahwa mereka setuju untuk bekerja menuju gencatan senjata permanen dan perdamaian yang adil di Afghanistan.

Melalui akun Twitter-nya, Mohib juga mengatakan Sullivan menegaskan bahwa kemitraan dengan pemerintah dan pasukan keamanan Afghanistan tetap menjadi prioritas dan kunci tujuan keamanan nasional AS.

"Kami akan melanjutkan konsultasi erat dalam beberapa hari atau pekan ke depan," tambahnya.

Pekan lalu, dua hakim di ibukota Kabul dibunuh yang memicu peringatan dari Kedutaan Besar AS.

"Taliban harus memahami bahwa tindakan seperti itu yang memikul tanggung jawab membuat marah dunia dan harus dihentikan jika perdamaian ingin datang ke Afghanistan," cuit perwakilan AS, Ross Wilson.

Tinjauan dari AS muncul di tengah dialog damai yang dilakukan oleh pemerintah Afghanistan dan Taliban di Doha, Qatar.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Kejagung Jangan Goyang Usut Kasus Timah

Rabu, 24 April 2024 | 14:05

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas KPK

Rabu, 24 April 2024 | 13:58

Nathan Diizinkan Kembali Membela Garuda Muda, Erick Thohir Berterima Kasih kepada Suporter

Rabu, 24 April 2024 | 13:54

Perindo Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran

Rabu, 24 April 2024 | 13:53

Senat AS Loloskan Paket Bantuan Rp1.535 Triliun untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Rabu, 24 April 2024 | 13:51

Prabowo: Saya Manusia dan Pernah Bikin Salah, Saya Minta Maaf

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Prabowo: Terima Kasih Pak Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 13:46

Anies Respons Sindiran Prabowo soal Senyuman Berat: Biasa Saja

Rabu, 24 April 2024 | 13:45

Ratu Adil Ajak Seluruh Elemen Bangsa Lakukan Rekonsiliasi Nasional

Rabu, 24 April 2024 | 13:29

Pemerintah Australia Resmikan Fase Baru Program Investing in Women di Jakarta

Rabu, 24 April 2024 | 13:26

Selengkapnya