Berita

Bendera partai politik di Aceh menjelang pemilihan umum/Net

Politik

Pilkada Aceh 2022 Bakal Untungkan Seluruh Partai Politik

MINGGU, 24 JANUARI 2021 | 05:51 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Pakar hukum dan pemerhati politik dari Universitas Syiah Kuala, Saifuddin Bantasyam mengatakan, pelaksanaan pilkada akan menguntungkan seluruh partai politik.

Dari segi aturan, Pilkada 2022 merupakan aturan yang dijamin oleh konstitusi.

"Ritual lima tahunan ini disebut dalam konstitusi dan juga dalam peraturan perundang-undangan. Lalu dari segi strategi partai dan psikologis, parpol tentu lebih diuntungkan. Secara aturan, setelah pilkada 2017, maka pelaksanaan pilkada berikutnya adalah 2022,” kata Saifuddin, Sabtu (23/1), dikutip Kantor Berita RMOLAceh.

Menurut Saifuddin, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Aceh harus digelar pada 2022. Jika ditunda lagi, kata Saifuddin, maka banyak yang terganggu secara psikologis, baik itu calon kepala daerah maupun konstituen mereka.

Termasuk psikologis konstituen atau pemilih. Tahun 2022, kata Saifuddin, adalah momentum. Petahana atau penantang, akan berharap pelaksanaan pilkada ini berlangsung sesuai jadwal.

Namun berbeda halnya jika penantang berasal dari kalangan anggota dewan. Mereka tentu lebih suka jika pilkada digelar menjelang masa tugas sebagai anggota DPR berakhir. Mereka, kata Saifuddin, lebih menginginkan pilkada digelar pada 2024.

Jika anggota dewan ingin maju pada Pilkada 2022, mereka harus menanggalkan jabatan di dewan. Peluang terbaik mereka, kata Saifuddin, adalah dengan menghabiskan masa tugas hingga 2024 untuk berlaga di pilkada.

“Dalam politik, momentum itu sangat penting. Karena itu politisi yang cerdas tak mau kehilangan momentum tersebut," jelas Saifuddin.

Saifuddin pun sangat memahami sikap KIP Aceh yang mengeluarkan keputusan mengenai tahapan pilkada. Apalagi hingga saat ini belum ada keputusan final dalam bentuk pengesahann UU Pemilu yang baru.
Dengan penetapan tersebut, jika Pilkada Aceh disetujui pada 2022, maka KIP Aceh telah bersiap dari sisi anggaran dan teknis.

"Jadi, karena belum ada UU maka pilkada harus dianggap berlangsung 2022 setelah 2017. Dari segi anggaran, KIP memang harus bersikap antisipatif," tegas Saifuddin.

Dia juga mengingatkan bahwa terdapat potensi pilkada ditunda hingga 2024. Hal ini merujuk pada pengaruh PDIP, selaku partai politik penguasa di DPR RI, yang ingin menggelar Pilkada pada 2024.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya